Maduro Menang Lagi, AS Bilang Hasil Pilpres Venezuela Tak Akurat

Maduro Menang Lagi, AS Bilang Hasil Pilpres Venezuela Tak Akurat

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 29 Jul 2024 16:48 WIB
U.S. Secretary of State Antony Blinken speaks to media with El Salvador’s Foreign Minister Alexandra Hill at the State Department in Washington, U.S., August 7, 2023. REUTERS/Kevin Wurm/File Photo Acquire Licensing Rights
Menlu AS Antony Blinken (dok. REUTERS/Kevin Wurm/File Photo Acquire Licensing Rights)
Tokyo -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan "kekhawatiran serius" terhadap hasil pilpres Venezuela yang telah diumumkan, yang menyatakan Presiden Nicolas Maduro sebagai pemenang. Washington menyebut hasil pilpres yang diumumkan itu tidak akurat.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/7/2024), kekhawatiran AS ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken di sela-sela kunjungannya ke Jepang pada Senin (29/7) waktu setempat.

"Kami memiliki kekhawatiran serius bahwa hasil yang telah diumumkan tidak mencerminkan kehendak atau suara rakyat Venezuela," ucap Blinken.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesaat sebelum Blinken memberikan komentarnya, badan pemilu Venezuela CNE mengumumkan bahwa Maduro memperoleh 51,2 suara pemilih, sedangkan capres oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia mendapatkan 44,2 persen suara pemilih dalam pemungutan suara pada Minggu (28/7) waktu setempat

Dengan hasil pilpres itu, maka Maduro akan menjabat sebagai Presiden Venezuela untuk periode ketiga selama enam tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

Koalisi oposisi Venezuela menolak hasil pilpres yang diumumkan CNE itu, dan bersikeras menyatakan capres yang mereka usung, Urrutia, telah menang dengan memperoleh 70 persen suara pemilih dalam pemungutan suara pada akhir pekan. Mereka menyebut CNE sebagai badan pemilu loyalis Maduro.

Di sisi lain, hasil pilpres Venezuela yang diumumkan CNE itu mementahkan jajak pendapat yang sebelumnya memprediksi Urrutia akan mengungguli Maduro.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sejumlah jajak pendapat independen sebelumnya memprediksi pemungutan suara pada Minggu (28/7) bisa mengakhiri 25 tahun "Chavismo", gerakan populis yang dibentuk oleh pendahulu dan mentor sosialis Maduro, mendiang Hugo Chavez.

"Sangat penting bahwa setiap suara dihitung secara adil dan transparan, bahwa para pejabat pemilu dengan segera berbagi informasi dengan oposisi dan para pemantau independen tanpa penundaan, dan bahwa otoritas pemilu mempublikasikan tabulasi suara secara rinci," kata Blinken dalam pernyataannya.

"Komunitas internasional memperhatikan hal ini dengan sangat cermat dan akan memberikan tanggapan yang sesuai," sebutnya.

Penolakan terhadap hasil pilpres Venezuela itu juga diberikan oleh negara-negara tetangga utama di kawasan tersebut. Salah satunya Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves yang mengecam hasil pilpres itu sebagai "kecurangan".

Presiden Chile Gabriel Boric menggambarkan hasil pilpres Venezuela yang memenangkan Maduro "sulit dipercaya". Sedangkan Peru mengumumkan penarikan pulang Duta Besarnya di Caracas untuk berkonsultasi mengenai hasil pilpres tersebut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads