Tuding Trump Banyak Bohong, Kamala Haris Ngaku Underdog di Pilpres AS

Tuding Trump Banyak Bohong, Kamala Haris Ngaku Underdog di Pilpres AS

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 28 Jul 2024 10:58 WIB
US Vice President and Democratic presidential candidate Kamala Harris speaks during a campaign fundraising event at the Colonial Theater in Pittsfield, Massachusetts, on July 27, 2024. (Photo by Stephanie Scarbrough / POOL / AFP)
Wakil Presiden AS dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris berbicara selama acara penggalangan dana kampanye di Colonial Theater di Pittsfield, Massachusetts. (Foto: AFP/STEPHANIE SCARBROUGH)
Jakarta -

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengakui perjuangan berat untuk mengalahkan Donald Trump pada Pemilu di bulan November. Namun Harris mengatakan kampanyenya digerakkan oleh rakyat sembari menyebut Trump banyak berbohong mengenai rekam jejaknya.

Dilansir AFP, Minggu (28/7/2024), saat Trump berpidato di konferensi bitcoin di Tennessee, Harris berbicara di acara penggalangan dana di Massachusetts dengan tamu selebriti termasuk penyanyi-penulis lagu James Taylor dan pemain cello Yoyo Ma.

"Kami adalah underdog dalam perlombaan ini, tetapi ini adalah kampanye yang digerakkan oleh rakyat," katanya kepada khalayak di acara tersebut, yang menurut kampanyenya akan menghasilkan $1,4 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya Trump menggunakan beberapa kebohongan dalam melakukan kampanyenya. Ia menyebut Trump dengan sebutan aneh.

"Donald Trump telah menggunakan beberapa kebohongan liar tentang rekam jejak saya. Dan beberapa dari apa yang dia dan calon wakil presidennya katakan, yah, itu aneh sekali," katanya.

ADVERTISEMENT

Tim kampanye Harris telah mengadopsi kata 'aneh' sebagai istilah umum baru untuk menggambarkan retorika agresif Trump.

Serangannya mencakup tuduhan bahwa Harris ingin melegalkan pembunuhan bayi yang baru lahir, yaitu kebohongan yang berasal dari dukungan kuat wakil presiden terhadap hak aborsi.

Harris telah menjadikan advokasinya tentang masalah tersebut sebagai inti kampanyenya melawan Trump, yang nominasi konservatifnya ke Mahkamah Agung membantu membatalkan hak nasional untuk prosedur tersebut pada tahun 2022.

Mantan jaksa penuntut California itu juga menantang Trump untuk berdebat, setelah tim kampanyenya mengatakan minggu ini bahwa dia tidak akan setuju untuk mempertahankan pertarungan yang disiarkan televisi pada tanggal 10 September yang sebelumnya dijadwalkan dengan Biden.

"Saya berharap dia mempertimbangkan kembali karena kami memiliki banyak hal untuk dibicarakan," katanya.

Simak Video: Trump Sebut Kamala Harris Mau Hancurkan Konstitusi Lewat Mahkamah Agung

[Gambas:Video 20detik]




(yld/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads