Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan tidak suka dengan kemungkinan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menjadi Presiden AS selanjutnya. Sosok Harris yang dikenal sangat liberal dan merupakan mantan jaksa terkemuka AS dinilai memicu kekhawatiran MBS.
Seperti dilansir Business Insider, Kamis (25/7/2024), pakar intelijen dan pandangan strategis di forum think-tank Stimson Center, Matthew Burrows, menyebut MBS kemungkinan akan mewaspadai Harris jika dia nantinya terpilih menjadi Presiden AS, menggantikan Presiden Joe Biden.
"Seorang kandidat presiden yang liberal seperti Kamala Harris, yang dekat dengan para aktivis hak asasi manusia, juga akan mengkhawatirkan," ujar Burrows yang merupakan anggota senior tim peneliti Stimson Center.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (25/7/2024):
- Horor Penembakan Sesama Tentara Ukraina, 3 Orang Tewas-4 Luka Parah
Insiden penembakan terjadi di antara para tentara Ukraina yang ditempatkan di wilayah Kharkiv, Ukraina timur laut. Militer Ukraina menyatakan bahwa tiga tentara tewas dan empat tentara lainnya terluka parah dalam penembakan yang terjadi pada Rabu (24/7) waktu setempat tersebut.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan. Militer Ukraina tidak menyebutkan identitas pelaku penembakan itu. Militer Ukraina hanya mengatakan bahwa persenjataan telah digunakan karena alasan "pribadi" dan bukan karena alasan militer.
"Di salah satu unit, tentara menggunakan senjata api atas dasar hubungan pribadi. Akibat penembakan itu, tiga tentara tewas dan empat lainnya terluka," kata kelompok regional militer Ukraina "Khortytsia", dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/7/2024).
- Tegang! Jet Tempur AS Cegat Pesawat Pengebom Rusia-China Dekat Alaska
Militer Amerika Serikat (AS) mencegat sejumlah pesawat pengebom Rusia dan China yang terdeteksi mengudara di dekat wilayah Alaska pada Rabu (24/7) waktu setempat. Pencegatan dilakukan saat pesawat-pesawat asing itu terdeteksi di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Kamis (25/7/2024), Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) mencegat dua pesawat pengebom Rusia dan dua pesawat pengebom China yang beroperasi bersama di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska, meskipun mereka tetap berada di wilayah udara internasional.
Seorang pejabat pertahanan AS menyebutnya sebagai momen pertama kalinya bagi pesawat militer Moskow dan Beijing dicegat saat beroperasi bersama.
- Kritik Israel, AS Bilang UNRWA Bukan Organisasi Teroris
Pemerintah Amerika Serikat mengkritik rancangan undang-undang (RUU) Israel yang akan menyatakan badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA sebagai organisasi teroris. Washington menyatakan upaya tersebut "sangat tidak membantu."
Simak juga 'Saat Senator Demokrat Ogah Dengarkan Pidato Netanyahu':
"UNRWA bukanlah organisasi teroris, dan kami mendesak pemerintah Israel dan Knesset untuk menghentikan pergerakan undang-undang ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/7/2024).
Miller menambahkan bahwa "serangan yang dilancarkan pemerintah Israel terhadap UNRWA sangat tidak membantu. Mereka tidak melakukan apa pun untuk memajukan upaya memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza."
- Laos Jatuh dalam Jerat Utang China?
Sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan, Belt and Road Initiative (BRI), Cina mengucurkan pinjaman bernilai miliaran dolar AS kepada Laos untuk mengembangkan infrastruktur energi dan jalur kereta api berkecepatan tinggi. Harapannya, proyek raksasa itu akan memperkuat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Bendungan hidroelektrik yang didanai Cina di Sungai Mekong, dan infrastruktur energi lainnya, dicanangkan dengan misi menjadikan Laos "baterai" Asia Tenggara. Namun, kedua proyek tersebut sejauh ini belum menghasilkan keuntungan ekonomi yang diharapkan.
Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan Laos menghadapi tumpukan utang, dengan total USD13,8 miliar pada akhir 2023, yang mewakili lebih dari 100 persen Produk Domestik Bruto, PDB.
Baca juga: Laos Jatuh dalam Jerat Utang China? |
- Putra Mahkota Saudi Tak Senang Jika Kamala Harris Jadi Presiden AS
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan tidak suka dengan kemungkinan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menjadi Presiden AS selanjutnya. Sosok Harris yang dikenal sangat liberal dan merupakan mantan jaksa terkemuka AS dinilai memicu kekhawatiran MBS.
Seperti dilansir Business Insider, Kamis (25/7/2024), pakar intelijen dan pandangan strategis di forum think-tank Stimson Center, Matthew Burrows, menyebut MBS kemungkinan akan mewaspadai Harris jika dia nantinya terpilih menjadi Presiden AS, menggantikan Presiden Joe Biden.
"Seorang kandidat presiden yang liberal seperti Kamala Harris, yang dekat dengan para aktivis hak asasi manusia, juga akan mengkhawatirkan," ujar Burrows yang merupakan anggota senior tim peneliti Stimson Center.