Sekitar 500 balon yang membawa sampah dikirimkan oleh Korea Utara (Korut) ke wilayah udara Korea Selatan (Korsel) dalam 24 jam terakhir. Balon-balon sampah dari Pyongyang ini mengganggu penerbangan dan memicu kebakaran di atap salah satu bangunan tempat tinggal di wilayah Korsel.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/7/2024), balon sampah menjadi kampanye propaganda yang dilakukan Korut terhadap para pembelot dari negaranya dan para aktivis Korsel, yang rutin mengirimkan balon yang membawa selebaran anti-Pyongyang, obat-obatan, uang dan USB berisi video K-pop juga drama Korea.
Laporan seorang pejabat pada Korporasi Bandara Korea menyebut sebuah balon sampah memicu penundaan selama dua jam terhadap operasional lepas landas dan pendaratan di Bandara Gimpo, Seoul, pada Rabu (24/7) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balon sampah telah mempengaruhi lalu lintas udara di bandara internasional utama Korsel, Incheon, dalam beberapa minggu terakhir.
Di Gyeonggi, provinsi di dekat Seoul, sebuah balon sampah terbakar hingga memicu kobaran api di atap sebuah gedung tempat tinggal. Namun menurut pejabat Kantor Pusat Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Gyeonggi Utara, petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan kebakaran tersebut.
Militer Korsel, dalam pernyataannya, menyebut sejumlah balon sampah dilengkapi timed popper -- pemecah balon dengan timer -- yang bisa memicu kebakaran.
"Sebuah timer (pengatur waktu) dipasang pada balon sampah, yang memiliki efek memecahkan balon dan menyebarkan sampah setelah jangka waktu tertentu berlalu," ucap juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer Korsel (JCS), Lee Sung Jun, dalam pengarahan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.