Gempar Kerusuhan di Bangladesh, 173 Orang Tewas-1.200 Ditangkap

Gempar Kerusuhan di Bangladesh, 173 Orang Tewas-1.200 Ditangkap

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 23 Jul 2024 12:54 WIB
Bangladeshi military force soldiers patrol a street during a nationwide curfew in Dhaka, Bangladesh, Saturday, July 20, 2024. (AP Photo/Rajib Dhar)
Tentara Bangladesh dikerahkan ke jalanan Dhaka dan kota-kota lainnya untuk meredakan kerusuhan yang dipicu unjuk rasa mahasiswa (dok. AP Photo/Rajib Dhar)
Dhaka -

Unjuk rasa menentang kuota lapangan pekerjaan di Bangladesh yang memicu kerusuhan yang meluas telah menewaskan sedikitnya 173 orang. Jumlah penangkapan terkait kerusuhan itu terus bertambah, dengan sejauh ini nyaris 1.200 orang ditangkap otoritas berwenang setempat.

Seperti dilansir AFP, Selasa (23/7/2024), aksi yang awalnya merupakan unjuk rasa menentang kuota penerimaan yang dipolitisasi untuk pekerjaan di pemerintahan Bangladesh, telah berkembang menjadi kerusuhan terburuk pada masa jabatan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.

Menurut penghitungan AFP berdasarkan data korban tewas yang dirilis kepolisian dan rumah sakit setempat, sedikitnya 173 orang tewas dalam rentetan tindak kekerasan selama kerusuhan berlangsung di Bangladesh beberapa hari terakhir. Terdapat beberapa personel kepolisian di antara korban tewas tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan kepala kepolisian distrik Narayanganj dan Narsingdi kepada AFP menyebut sedikitnya 200 orang ditangkap di kedua distrik tersebut. Sekitar 80 orang lainnya ditangkap di wilayah Bogra.

Ditambahkan sejumlah pejabat senior kepolisian setempat bahwa sedikitnya 168 orang telah ditangkap di kota industri Gazipur, 75 orang lainnya ditangkap di kota Rangpur, dan 60 orang ditangkap di wilayah Barisal.

ADVERTISEMENT

Kemudian di area pedesaan dan zona industri di ibu kota Dhaka, sekitar 80 orang ditangkap polisi setempat.

Angka-angka itu ditambah dengan laporan sebelumnya yang menyebut sedikitnya 532 orang ditangkap di wilayah Dhaka dalam beberapa hari terakhir, sehingga total ada 1.195 orang yang sejauh ini ditangkap di berbagai wilayah Bangladesh.

Kelompok mahasiswa yang memimpin unjuk rasa di Bangladesh menghentikan sementara aksi mereka selama 48 jam pada Senin (22/7) waktu setempat. Pemimpin kelompok mahasiswa itu mengatakan mereka tidak menginginkan reformasi "dengan mengorbankan begitu banyak darah".

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada Minggu (21/7) waktu setempat, Mahkamah Agung Bangladesh mengurangi kuota perekrutan pekerjaan pemerintah untuk kelompok tertentu, termasuk kuota untuk anak dan cucu "para pejuang kemerdekaan" dari perang pembebasan Bangladesh melawan Pakistan tahun 1971 silam.

Sementara itu, jam malam masih diberlakukan di wilayah Bangladesh, dengan tentara-tentara dikerahkan ke berbagai area terdampak kerusuhan. Pemadaman internet yang dilakukan sejak Kamis (18/7) pekan lalu telah membatasi aliran informasi secara drastis di negara tersebut.

Pembatasan tetap berlaku hingga Selasa (23/7) waktu setempat, setelah panglima militer Bangladesh mengatakan situasi hukum dan ketertiban telah "terkendali".

Kehadiran sejumlah besar personel militer di Dhaka terpantau pada Selasa (23/7) dan bunker-bunker didirikan di beberapa persimpangan dan ruas jalanan utama diblokir dengan kawat berduri.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads