Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Antony Blinken menyampaikan keprihatinan kepada dua pejabat tinggi Israel tentang tingginya jumlah korban sipil dalam serangan-serangan Israel di Jalur Gaza.
Militer Israel telah melancarkan beberapa serangan mematikan dalam beberapa hari terakhir, termasuk terhadap kamp pengungsi dan beberapa sekolah yang dikelola PBB tempat warga sipil berlindung.
Sebagai tanggapan, Hamas mengatakan mereka menarik diri dari perundingan gencatan senjata. Ini menyebabkan prospek gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera semakin kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin (15/7) waktu setempat, Blinken menerima kedatangan dua pejabat Israel yang berpengaruh - Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi - "untuk mengungkapkan keprihatinan serius kami mengenai korban sipil baru-baru ini di Gaza."
"Korban jiwa masih tetap sangat tinggi. Kami terus melihat terlalu banyak warga sipil yang tewas dalam konflik ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (16/7/2024).
"Kami terus mendengar langsung dari Israel bahwa mereka ingin mencapai gencatan senjata dan mereka berkomitmen terhadap proposal yang mereka ajukan," kata Miller.
Kunjungan ini dilakukan beberapa hari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan akan berpidato di Kongres AS pada 24 Juli.
Sebelumnya pada hari Sabtu, serangan Israel menewaskan lebih dari 90 orang di kamp pengungsi Al-Mawasi dekat Khan Yunis, kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
AFP melaporkan sirene meraung-raung dan para wanita berteriak ketika anak-anak ditarik keluar dari reruntuhan di Al-Mawasi, dalam keadaan berlumuran darah dan tidak bergerak. Kamp pengungsi tersebut tersebut sebelumnya telah dinyatakan Israel sebagai "zona aman"
Militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan dua orang -- kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, dan rekan dekatnya Rafa Salama yang menurut militer Israel, tewas.
Pemerintah Amerika Serikat sangat membela Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.
Selama serangan itu, para militan juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.
Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 38.584 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Presiden AS Joe Biden berada di bawah tekanan politik yang meningkat atas penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza.
"Kami sangat prihatin dengan kematian warga Palestina di Gaza yang terus berlanjut," kata Miller pada hari Senin, ketika ditanya tentang persenjataan AS yang diberikan kepada Israel.
Simak juga Video 'Israel Serang Sekolah di Kamp Nuseirat Gaza, 15 Orang Tewas':