Senjata Laser 'StarWars' Korsel Bikin Drone Korut Terhempas

Senjata Laser 'StarWars' Korsel Bikin Drone Korut Terhempas

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Jul 2024 21:15 WIB
U.S. Armys armored vehicles move at a training field in Paju, South Korea, near the border with North Korea, Friday, March 17, 2023. North Korea said Friday it fired an intercontinental ballistic missile to
Perbatasan Korsel dan Korut. (AP/Ahn Young-joon)
Jakarta -

Semenanjung Korea lagi-lagi memanas karena ulah Korea Utara (Korut) yang mengerahkan drone ke wilayah perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel). Tak tinggal diam, Korsel menembak jatuh drone Korut menggunakan senjata laser.

Aksi militer Korsel ini menjadikan Korsel sebagai negara pertama di dunia yang mengerahkan dan mengoperasikan senjata laser di bidang militer. Otoritas Seoul menyebut program senjata laser itu sebagai "Proyek StarWars".

Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/7), rencana pengerahan senjata laser itu diumumkan oleh badan pengadaan senjata Korsel, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), dalam pernyataannya pada Kamis (11/7) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diklaim DAPA bahwa senjata laser penghancur drone yang dikembangkan oleh militer Korsel dengan Hanwha Aerospace itu efektif dan murah, dengan biaya 2.000 Won atau setara Rp 23.000 per tembakan, namun senyap dan tidak terlihat.

"Negara kita menjadi negara pertama di dunia yang mengerahkan dan mengoperasikan senjata laser, dan kemampuan respons militer kita terhadap provokasi drone Korea Utara akan semakin diperkuat," sebut DAPA dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

DAPA menyebutkan bahwa senjata semacam itu menjadi pengubah permainan atau game changer di medan perang masa depan.

Juru bicara DAPA menjelaskan dalam sebuah pengarahan bahwa senjata laser itu menembak jatuh drone-drone yang sedang mengudara dengan membakar mesin atau peralatan listrik lainnya yang ada pada drone tersebut dengan pancaran cahaya selama 10-20 detik.

Pada Desember tahun lalu, sedikitnya lima drone Korut terdeteksi mengudara hingga melintasi perbatasan Korsel, yang secara teknis masih berperang dengan Pyongyang. Insiden itu mendorong Seoul untuk mengerahkan sejumlah jet tempur dan helikopter penyerang, dan berupaya menembak jatuh drone-drone itu.

Terdeteksinya drone Korut melintasi perbatasan Korsel itu tercatat sebagai penyusupan pertama sejak tahun 2017 lalu. Pertempuran pada Perang Korea tahun 1950-1953 silam berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dan diberlakukannya Zona Demiliterisasi (DMZ) di antara kedua Korea.

Simak juga 'Saat Korsel Gelar Latihan Militer di Perbatasan, Adik Kim Jong Un Geram':

[Gambas:Video 20detik]



Laporan Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu menyebut baik Korsel maupun Korut sama-sama telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang mengatur perbatasan mereka, dengan mengirimkan drone ke wilayah udara masing-masing.

Sementara itu, menurut lembaga think-tank AS RAND Corporation, negara-negara di dunia seperti Korsel, China dan Inggris sedang berlomba-lomba dalam mengembangkan dan menggunakan senjata laser, yang juga dikenal sebagai senjata energi terarah.

Disebutkan oleh RAND Corporation bahwa ada minat besar terhadap senjata-senjata tersebut untuk membantu melawan proliferasi sistem tidak berawak, serta menargetkan rudal yang mengudara, atau satelit di orbit.

Halaman 2 dari 2
(rfs/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads