Militer Amerika Serikat (AS) telah menyelesaikan penarikan pasukan dari pangkalan militer di Niamey, ibu kota Niger. Pasukan militer Washington akan berangkat sepenuhnya dari Agadez di bagian utara, sebelum batas waktu 15 September yang ditetapkan oleh junta militer negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Senin (8/7/2024), pemimpin militer Niger membatalkan perjanjian kerja sama militer dengan AS pada Maret lalu, setelah merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada Juli 2023.
AS sebelumnya menugaskan sekitar 650 tentaranya di Niger sebagai bagian dari misi anti-jihadis di beberapa negara Sahel di Afrika Barat, termasuk pangkalan drone utama di dekat Agadez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Pertahanan Niger dan Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa penarikan pasukan dan peralatan Amerika dari pangkalan 101 Niamey sekarang telah selesai dilakukan," demikian pernyataan gabungan dari otoritas Niger dan AS.
Penerbangan terakhir yang membawa pasukan AS dijadwalkan meninggalkan Niamey, ibu kota Niger, pada Minggu (7/7) malam waktu setempat.
Kehadiran pasukan AS di Niamey mencakup sekitar 950 tentara, dengan 766 tentara telah meninggalkan Niger sejak militer negara itu memerintahkan penarikan mereka. Informasi itu diketahui AFP dalam upacara di pangkalan militer yang dihadiri kepala staf militer Niger Maman Sani Kiaou dan Jenderal AS Kenneth Ekman.
"Pasukan Amerika sekarang akan fokus pada penarikan pangkalan udara 201 di Agadez," sebut pernyataan gabungan Niger dan AS tersebut, sembari menegaskan bahwa penarikan pasukan akan tuntas pada 15 September sesuai rencana.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.