Kelompok Hamas dilaporkan menerima tawaran Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza, yang mencakup pembebasan para sandera Israel, termasuk para tentara dan pria-pria asal Tel Aviv.
Persetujuan dari Hamas ini diberikan sekitar 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang bertujuan mengakhiri perang di daerah kantong Palestina tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (6/7/2024), Hamas memberikan persetujuan ini setelah mencabut salah satu tuntutannya terhadap Israel dalam perundingan gencatan senjata sebelumnya, yang memicu pertikaian dan terhentinya negosiasi yang dimediasi Qatar, Mesir juga AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sumber senior Hamas mengungkapkan kepada Reuters pada Sabtu (6/7) bahwa kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza itu telah mencabut tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian dengan pihaknya.
Diungkapkan juga oleh sumber itu bahwa Hamas akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut berlangsung selama fase enam minggu pertama, merujuk pada gencatan senjata tahap awal yang dibahas dalam proposal yang diumumkan Washington sebelumnya.
Lebih lanjut, sumber senior Hamas menyebut tawaran baru AS itu memastikan bahwa para mediator akan menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan penarikan pasukan Israel selama pembicaraan tidak langsung terus berlangsung untuk menerapkan tahap kedua perjanjian tersebut.
Seorang pejabat Palestina, yang memahami upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional, secara terpisah mengatakan bahwa tawaran itu bisa menghasilkan kesepakatan kerangka kerja, jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang yang berkecamuk selama sembilan bulan di Jalur Gaza.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat Hamas: Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Belum Ada Kemajuan':