Dua pria ditahan pada Minggu (30/6) waktu setempat sehubungan dengan serangan di luar Kedutaan Besar Israel di Beograd, Serbia.
Pelaku penyerangan menyerang seorang petugas polisi Serbia dengan panah ketika dia sedang bertugas di depan kedutaan Israel pada Sabtu pagi waktu setempat. Polisi tersebut kemudian menembak mati penyerang.
Pihak otoritas mengungkapkan polisi yang menjadi korban, Milos Jevremovic, telah menjalani operasi dan tak berada dalam kondisi serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir kantor berita AFP, Senin (1/7/2024), polisi mengatakan bahwa penyerang, berasal dari Mladenovac, dekat Beograd, tinggal di Novi Pazar, pusat sejarah dan politik minoritas Muslim Bosnia di Serbia.
Indikasi awal menghubungkan serangan tersebut dengan orang-orang yang dicurigai terkait dengan cabang Islam Wahhabi yang mendominasi di Arab Saudi, kata pihak berwenang.
Mereka menambahkan bahwa sejumlah orang yang dikenal oleh dinas keamanan diduga terkait dengan serangan tersebut.
"Pencarian dilakukan di beberapa lokasi di Serbia, puluhan orang diinterogasi, dan dua orang ditahan," kata Menteri Dalam Negeri Ivica Dacic kepada stasiun televisi pemerintah RTS pada hari Minggu (30/6) waktu setempat.
Jaksa akan menentukan apakah mereka terkait dengan "serangan teroris yang ditargetkan" itu.
"Apa yang tidak dapat disangkal tentang orang-orang itu adalah bahwa mereka adalah anggota gerakan Wahhabi," imbuh Dacic.
Simak Video 'Polisi Tembak Mati Pria yang Serang Kedubes Israel di Serbia':
Dacic mengatakan bahwa keamanan telah ditingkatkan ke tingkat tertinggi di seluruh negeri dan operasi polisi terus berlanjut.
"Ini adalah operasi terhadap ekstremis dan teroris, orang-orang yang terlibat langsung dalam serangan itu, tetapi juga terhadap mereka yang ada indikasi bahwa mereka mungkin termasuk dalam kelompok-kelompok teroris," katanya.
Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic meyakinkan masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan keamanan mereka.
"Warga bisa tenang, Serbia kuat melawan terorisme," ujarnya.
Presiden menekankan adanya kerja sama yang baik dengan komunitas Islam di Serbia. Dia menambahkan bahwa negaranya sekarang "berjuang melawan ekstremisme radikal".