Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan terus mengembangkan persenjataan nuklir untuk menjaga keseimbangan kekuatan di dunia. Israel memanggil Duta Besar Armenia setelah negara itu mengakui secara resmi negara Palestina.
Putin menyebut pengembangan pasokan senjata nuklir diperlukan sebagai pencegah konflik dan menjaga keseimbangan kekuatan di dunia. Penegasan ini disampaikan Putin saat berbicara di Kremlin dalam seremoni yang dihadiri lulusan akademi militer, polisi, dan intelijen Rusia, pada Jumat (21/6).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel memanggil Duta Besar Armenia di Tel Aviv untuk memberikan "teguran keras" menyusul pengakuan Armenia atas negara Palestina pada Jumat (21/6) waktu setempat. Pengakuan oleh Armenia itu diberikan saat perang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (22/6/2024):
- Putin Tegaskan Rusia Akan Terus Kembangkan Senjata Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan terus mengembangkan persenjataan nuklir, yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Putin menyebut pengembangan pasokan senjata nuklir diperlukan sebagai alat pencegah konflik.
Dalam pernyataannya, Putin juga menyatakan Moskow perlu memasok senjata dan drone terbaru kepada tentara-tentaranya yang bertempur di Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (22/6/2024), penegasan soal Moskow akan terus mengembangkan senjata nuklir itu disampaikan Putin saat berbicara di Kremlin dalam sebuah seremoni yang dihadiri lulusan akademi militer, polisi, dan intelijen Rusia, pada Jumat (21/6) waktu setempat.
- Gempuran Israel di Dekat Kantor Palang Merah Gaza Tewaskan 22 Orang
Komite Palang Merah Internasional atau ICRC melaporkan sedikitnya 22 orang tewas akibat serangan udara yang memicu kerusakan pada kantornya di Jalur Gaza. Serangan itu memicu banyak korban jiwa mengingat kantor ICRC di Jalur Gaza dikelilingi oleh ratusan pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/6/2024), ICRC tidak menyebutkan lebih lanjut soal siapa yang diduga mendalangi serangan yang melibatkan "proyektil-proyektil kaliber berat" tersebut. Namun otoritas Gaza meyakini militer Israel sebagai dalang di balik serangan mematikan itu.
Dalam pernyataannya via media sosial X, ICRC menyebut gempuran pada Jumat (21/6) waktu setempat itu memicu "kerusakan pada struktur kantor ICRC".
- Armenia Resmi Akui Negara Palestina, Israel Lakukan Hal Ini
Israel memberikan tanggapan atas kebijakan Armenia yang telah mengakui secara resmi negara Palestina. Otoritas Tel Aviv memanggil Duta Besar Armenia untuk menyampaikan teguran keras.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/6/2024), pemerintah Armenia mengumumkan pada Jumat (21/6) waktu setempat bahwa mereka mengakui negara Palestina secara resmi. Pengakuan itu diberikan saat perang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, otoritas Armenia juga menegaskan negaranya menentang "kekerasan terhadap penduduk sipil".
- Menteri Agama Tunisia Dipecat Buntut Kematian Puluhan Jemaah Haji
Presiden Tunisia Kais Saied memecat Menteri Agama negara itu, Ibrahim Chaibi, dari jabatannya setelah sedikitnya 49 jemaah haji Tunisia meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji tahun ini di Arab Saudi.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/6/2024), pemecatan Menteri Agama itu diumumkan oleh kantor kepresidenan Tunisia dalam pernyataan pada Jumat (21/6) waktu setempat, setelah pengumuman Kementerian Luar Negeri menyebut puluhan jemaah haji Tunisia meninggal di Saudi,
"Presiden memutuskan untuk mengakhiri masa tugas Ibrahim Chaibi sebagai Menteri Urusan Agama," demikian pernyataan kantor kepresidenan Tunisia via akun Facebook resminya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
- Tegang! 41 Pesawat Militer China Terdeteksi 'Mengepung' Taiwan
Taiwan mendeteksi sedikitnya 41 pesawat militer China mengudara di sekeliling pulau tersebut dalam waktu 24 jam terakhir. Pengerahan pesawat militer ini menjadi aktivitas militer terbaru Beijing, yang beberapa waktu terakhir terus meningkatkan tekanan terhadap Taipei.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/6/2024), otoritas China bersikeras mengklaim Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis ini, sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Beijing juga menyatakan tidak akan pernah mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk menjadikan Taipei di bawah kendalinya.