Putin Tegaskan Rusia Akan Terus Kembangkan Senjata Nuklir

Putin Tegaskan Rusia Akan Terus Kembangkan Senjata Nuklir

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 22 Jun 2024 09:08 WIB
In this pool photograph distributed by the Russian state agency Sputnik, Russias President Vladimir Putin delivers a speech during the Victory Day military parade at Red Square in central Moscow on May 9, 2024. Russia celebrates the 79th anniversary of the victory over Nazi Germany in World War II. (Photo by Mikhail KLIMENTYEV / POOL / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (dok. Mikhail KLIMENTYEV/POOL/AFP)
Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan terus mengembangkan persenjataan nuklir, yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Putin menyebut pengembangan pasokan senjata nuklir diperlukan sebagai alat pencegah konflik.

Dalam pernyataannya, Putin juga menyatakan Moskow perlu memasok senjata dan drone terbaru kepada tentara-tentaranya yang bertempur di Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (22/6/2024), penegasan soal Moskow akan terus mengembangkan senjata nuklir itu disampaikan Putin saat berbicara di Kremlin dalam sebuah seremoni yang dihadiri lulusan akademi militer, polisi, dan intelijen Rusia, pada Jumat (21/6) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berencana untuk mengembangkan lebih lanjut triad nuklir sebagai jaminan pencegahan strategis dan menjaga keseimbangan kekuatan di dunia," ucap Putin dalam seremoni tersebut.

Triad nuklir Rusia merujuk pada rudal nuklir yang diluncurkan dari darat, laut dan udara.

ADVERTISEMENT

Sejak memerintahkan pengerahan pasukan militer Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022, Putin telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa Moskow akan menggunakan senjata nuklir jika diperlukan untuk mempertahankan diri. Komentar Putin itu dianggap Barat sebagai ancaman nuklir.

Putin sempat melontarkan peringatan kepada negara-negara Barat bahwa Rusia secara teknis siap untuk perang nuklir, terutama terkait perang di Ukraina. Pada Mei lalu, dia memerintahkan militer Rusia untuk melakukan latihan senjata nuklir taktis yang melibatkan angkatan laut dan pasukan yang berbasis di dekat Ukraina.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Namun kemudian pada awal Juni ini, Putin mengatakan negaranya tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk mengamankan kemenangan di Ukraina.

Saat menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada 7 Juni lalu, Putin mengatakan dirinya tidak melihat adanya kondisi dan persyaratan untuk menggunakan senjata semacam itu pada saat ini.

"Penggunaannya (senjata nuklir-red) dimungkinkan dalam kasus luar biasa -- jika terjadi ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara. Saya pikir situasi seperti itu tidak akan terjadi. Hal seperti itu tidak diperlukan," tegas Putin dalam forum tersebut.

Terlepas dari retorikanya yang melunak itu, Putin juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengesampingkan perubahan pada doktrin nuklir Rusia, yang menetapkan kondisi dan persyaratan untuk penggunaan senjata semacam itu.

Dia juga mencetuskan bahwa jika diperlukan, Moskow bisa menggelar uji coba senjata nuklir, meskipun dia memandang hal itu tidak diperlukan untuk saat ini.

Rusia dan Amerika Serikat (AS) diketahui menguasai hampir 90 persen senjata nuklir dunia.

Tahun lalu, Moskow mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif dan menarik diri dari perjanjian pengurangan senjata utama dengan AS.

Sementara perjanjian pengendalian senjata nuklir yang tersisa, yang isinya membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang bisa dikerahkan oleh Moskow dan Washington, akan berakhir tahun 2026 mendatang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads