Transfer Rp 130 M ke Korut, Pemimpin Oposisi Korsel Didakwa Suap

Transfer Rp 130 M ke Korut, Pemimpin Oposisi Korsel Didakwa Suap

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 13 Jun 2024 13:44 WIB
Lee Jae-myung, leader of the main opposition Democratic Party, attends an event to disband the election camp for the 22nd parliamentary election in Seoul, South Korea, April 11, 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji/File photo Purchase Licensing Rights, opens new tab
Pemimpin oposisi Korsel, Lee Jae Myung (dok. REUTERS/Kim Hong-Ji/File photo Purchase Licensing Rights)
Seoul -

Pemimpin oposisi utama Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung, didakwa atas suap terkait transfer dana sebesar US$ 8 juta atau setara Rp 130,3 miliar ke Korea Utara (Korut). Tindak pidana itu disebut terjadi ketika Lee masih menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (13/6/2024), laporan media lokal Korsel menyebut Lee dijerat dakwaan suap dalam skema penggunaan produsen pakaian dalam di Korsel untuk mentransfer dana ke Korut dan memfasilitasi kunjungannya ke Pyongyang ketika dia masih menjabat Gubernur Provinsi Gyeonggi.

Lee diketahui menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi untuk periode tahun 2018 hingga tahun 2021 lalu. Dia menjadi anggota parlemen Korsel dan memimpin Partai Demokratik Korea, oposisi pemerintahan, sejak tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu deputi dari Lee telah dinyatakan bersalah atas dakwaan suap dan mentransfer dana ilegal dalam konspirasi yang melibatkan Ssangbangwool Group untuk mengirimkan US$ 8 juta (Rp 130,3 miliar) ke Korut.

Ssangbangwool merupakan grup bisnis yang bermula dari pembuat atau produsen pakaian dalam dan kemudian berkembang ke sektor usaha lainnya.

ADVERTISEMENT

Kantor Kejaksaan Distrik Suwon yang menangani kasus ini belum memberikan pernyataan resmi.

Lee sebelumnya telah membantah keterlibatannya dan menyatakan tidak mengetahui soal skema tersebut.

Simak juga Video 'Wujud Balon Canggih Korsel yang DIkirim ke Korut':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Laporan media lokal menyebut skema itu dimulai tahun 2019 hingga tahun 2020, dan bertujuan untuk mempromosikan proyek komersial dengan Korut dan kunjungan Lee ke Pyongyang, yang akan meningkatkan statusnya sebagai tokoh politik yang sedang naik daun.

"Saya tidak sebodoh itu," ucap Lee dalam pernyataannya tahun lalu menanggapi kasus ini.

Dia menyebut dakwaan yang menjerat dirinya sebagai "fiksi" karena pengadilan menolak untuk menerbitkan surat perintah penangkapannya.

Setelah dakwaan secara resmi dibacakan pada Rabu (12/6) waktu setempat, Lee memberikan respons singkat. "Kreativitas jaksa semakin buruk," sindirnya.

Lee merupakan calon presiden (capres) untuk Partai Demokratik Korea dalam pilpres Korsel tahun 2022 lalu, dan dia kalah tipis dari Yoon Suk Yeol yang kini menjabat Presiden Korsel. Lee saat ini dipandang sebagai penantang utama Presiden Yoon dalam pilpres selanjutnya tahun 2027 mendatang.

Dia sempat diadili atas tuduhan korupsi yang berasal dari masa jabatannya sebagai Wali Kota di sebuah kota dekat Seoul.

Pertemuan puncak pertama antara Korsel dan Korut yang digelar tahun 2000 lalu, yang dianggap sebagai awal dari periode perjanjian, ternoda setelah para pejabat Seoul dihukum karena mentransfer dana ke Pyongyang melalui Hyundai Group, yang kemudian memiliki hak eksklusif atas usaha bisnis besar di Korut.

Simak juga Video 'Wujud Balon Canggih Korsel yang DIkirim ke Korut':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads