Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut pembebasan segera 11 staf badan-badan PBB di Yaman yang ditahan oleh kelompok Houthi, yang didukung Iran. Para staf PBB itu ditahan oleh Houthi di beberapa wilayah berbeda di Yaman yang dilanda konflik berkepanjangan.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (8/6/2024), penahanan para staf badan PBB itu diduga dilakukan secara terkoordinasi di beberapa wilayah Yaman.
Aksi Houthi itu menggarisbawahi tugas berbahaya yang dihadapi pekerja kemanusiaan di Yaman, yang dilanda perang sipil selama bertahun-tahun hingga memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otoritas de-facto Houthi telah menahan 11 personel nasional PBB yang bekerja di Yaman," ucap juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam pernyataannya.
Baca juga: Houthi Tahan 9 Staf Badan-badan PBB di Yaman |
"Kami mengupayakan semua saluran yang tersedia untuk menjamin pembebasan mereka semua secara aman dan tanpa syarat secepat mungkin," ujarnya.
Penahanan staf badan PBB ini terjadi ketika Houthi, yang merebut ibu kota Yaman hampir satu dekade lalu, menargetkan kapal-kapal komersial dan militer yang berlayar di Laut Merah dan sekitarnya. Houthi menyebut serangannya merupakan bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang digempur Israel.
Namun meski mendapat lebih banyak perhatian internasional, kelompok Houthi melakukan penindakan keras terhadap setiap perbedaan pendapat di wilayahnya, termasuk baru-baru ini menjatuhkan hukum mati terhadap 44 orang.
Organisasi Hak Asasi Manusia Mayyun Yaman, dalam pernyataannya, menyebut setidaknya 18 pekerja kemanusiaan Yaman diculik dan ditahan di empat wilayah yang dikuasai Houthi. Disebutkan bahwa penculikan itu terjadi secara "serentak" di Sanaa, pelabuhan utama Hodeida, Amran dan Saada.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.