Beberapa foto lainnya menunjukkan sampah berserakan di sekitar balon-balon yang terjatuh, dengan kata-kata berbunyi "kotoran" tertulis pada salah satu kantong plastik itu.
Pada Minggu (26/5), Wakil Menteri Pertahanan Korut merilis pernyataan yang isinya bersumpah untuk menggunakan "kekuatan yang kuat untuk mempertahankan diri" dan memperingatkan bahwa "gundukan kertas bekas dan kotoran" akan dikirimkan ke Korsel sebagai respons atas "barang-barang kotor" dari negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut memberikan reaksi kemarahan terhadap balon-balon yang dikirimkan para aktivis Korsel ke wilayahnya. Balon-balon itu juga memuat informasi soal masyarakat demokratis di Korsel dan bahkan disertai USB yang berisi video musik K-pop.
Sebelumnya, pemerintah Korsel berupaya menghentikan para aktivis yang melakukan aksi semacam itu, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tidak membantu dalam memajukan perdamaian dan membahayakan keselamatan para penduduk di dekat perbatasan kedua negara.
Larangan mengirimkan balon ke Korut sempat diberlakukan tahun 2021 lalu, namun kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh pengadilan tinggi Korsel, karena dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.
(nvc/ita)