Militer Israel membantah telah melancarkan serangan terhadap zona pengungsi Palestina di wilayah Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Bantahan itu disampaikan Israel setelah otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan terbaru di Rafah bagian barat pada Selasa (28/5) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (29/5/2024), militer Israel dalam pernyataan terbaru menegaskan pasukannya tidak melancarkan serangan terhadap zona evakuasi yang dipenuhi tenda-tenda pengungsi di Al-Mawasi, Jalur Gaza bagian selatan.
"Bertentangan dengan laporan beberapa jam terakhir, kami (pasukan Israel) tidak menyerang area kemanusiaan di Al-Mawasi," tegas militer Israel dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu dirilis saat tank-tank militer Israel dilaporkan bergerak menuju ke pusat kota di Jalur Gaza bagian selatan itu untuk pertama kalinya setelah melancarkan pengeboman yang merenggut puluhan nyawa pada Minggu (26/5) waktu setempat.
Pasukan Israel mulai melancarkan operasi darat terhadap Rafah, yang menjadi tempat perlindungan lebih dari satu juta pengungsi Palestina, sejak awal Mei lalu.
Dua hari setelah gempuran Tel Aviv terhadap Rafah yang memicu kecaman global, otoritas layanan darurat Gaza melaporkan empat peluru tank menghantam sejumlah tenda pengungsi di Al-Mawasi, wilayah pesisir yang oleh militer Israel disarankan agar warga sipil segera mengungsi dari area tersebut.
Sedikitnya 12 korban tewas di antaranya merupakan perempuan.
"Sampai saat ini, kami tidak mengetahui insiden ini," ucap juru bicara militer Israel menanggapi laporan serangan di Al-Mawasi.
Simak Video 'Pesawat Tak Berawak Israel Gempur Rafah, 20 Orang Tewas':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Di area Rafah bagian tengah, tank-tank dan kendaraan lapis baja yang dilengkapi senapan mesin, menurut keterangan para saksi mata kepada Reuters, terlihat di dekat Masjid Al-Awda. Militer Israel mengatakan pasukannya terus melanjutkan operasi di wilayah Rafah, tanpa mengomentari kemajuan di pusat kota Rafah.
Kekhawatiran internasional terhadap serangan Israel di Rafah yang berlangsung selama tiga pekan terakhir, telah berubah menjadi kemarahan setelah pengeboman pada Minggu (26/5) waktu setempat yang memicu kebakaran pada tenda-tenda pengungsi di distrik barat kota tersebut.
Otoritas kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, melaporkan sedikitnya 45-50 orang tewas akibat serangan udara Israel pada Minggu (26/5) waktu setempat.
Militer Israel, dalam penjelasannya, mengklaim serangannya menargetkan kompleks Hamas dan telah menewaskan dua pejabat senior kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza. Ditegaskan juga oleh Tel Aviv bahwa serangannya tidak dimaksudkan untuk menimbulkan korban sipil.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahkan menyatakan laporan soal jatuhnya korban sipil itu sedang diselidiki oleh Tel Aviv.
Para pemimpin global menyuarakan kengerian atas gempuran Israel yang memicu kebakaran di zona kemanusiaan di Rafah, dan mendesak Tel Aviv menjalankan perintah Mahkamah Dunia (ICJ) yang dirilis pekan lalu untuk segera menghentikan serangan di Rafah.
Simak Video 'Pesawat Tak Berawak Israel Gempur Rafah, 20 Orang Tewas':