China Akhiri Latihan Perang Usai 2 Hari, Taiwan: Provokasi Terang-terangan!

China Akhiri Latihan Perang Usai 2 Hari, Taiwan: Provokasi Terang-terangan!

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 25 Mei 2024 14:52 WIB
Chinese coastguard vessels are pictured while navigating at an undisclosed location in waters around Taiwan in this handout image taken on May 23, 2024, released on May 24, 2024. Taiwan Defence Ministry/Handout via REUTERS Purchase Licensing Rights
Kapal-kapal penjaga pantai China berlayar di perairan sekitar Taiwan selama latihan perang digelar (Taiwan Defence Ministry/Handout via REUTERS Purchase Licensing Rights)
Taipei -

China telah mengakhiri latihan perang yang digelar selama dua hari terakhir di sekitar wilayah Taiwan. Otoritas Taipei mengecam keras latihan perang Beijing, yang melibatkan jet tempur membawa amunisi sungguhan dan simulasi merebut pulau tersebut, sebagai "provokasi terang-terangan" terhadap tatanan dunia.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024), latihan perang dengan nama sandi "Joint Sword-2024A" itu dimulai pada Kamis (24/5) pagi, atau tiga hari setelah Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, resmi menjabat dan menyampaikan pidato pelantikan yang dikecam Beijing sebagai "pengakuan kemerdekaan".

Televisi pemerintah China, CCTV, melaporkan bahwa jet-jet tempur dan kapal-kapal Angkatan Laut mengepung Taiwan untuk melaksanakan simulasi serangan terhadap "target-target penting". Latihan perang itu disebut melibatkan simulasi merebut dan mengisolasi Taipei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut total 111 pesawat militer dan puluhan kapal Angkatan Laut China dikerahkan dalam latihan perang yang berlangsung selama dua hari terakhir.

Pada Jumat (24/5) malam, presenter saluran berita militer milik pemerintah China, CCTV-7, mengumumkan bahwa pasukan Beijing telah "berhasil menyelesaikan" operasi "Joint Sword-2024A" tersebut.

ADVERTISEMENT

Gambar-gambar yang dirilis militer China menunjukkan "sorotan" dalam latihan perang itu, dengan menampilkan truk peluncur rudal yang siap menembak, jet-jet tempur lepas landas, dan para perwira Angkatan Laut mengamati kapal-kapal militer Taiwan menggunakan teropong.

Para analis militer China mengatakan kepada media pemerintah bahwa latihan perang itu menyimulasikan serangan yang menargetkan para pemimpin Taiwan, juga pelabuhan dan bandara di pulau tersebut untuk "memotong 'pembuluh darah' di pulau tersebut".

Simak respons Taiwan terhadap latihan perang China itu di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Wujud Robot Mini 'Kecoa' yang Bisa Lakukan Penyelamatan':

[Gambas:Video 20detik]



Sementara juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, mengatakan pada Jumat (24/5) bahwa Lai telah mendorong Taiwan "ke dalam situasi perang dan bahaya yang penuh risiko".

"Setiap kali 'kemerdekaan Taiwan' memprovokasi kami, kami akan mendorong tindakan penangkalan kami selangkah lebih maju, hingga reunifikasi penuh tanah air tercapai," tegasnya.

Taiwan telah memiliki pemerintahan demokratis sendiri sejak tahun 1949, ketika kaum nasionalis melarikan diri dari China daratan ke pulau tersebut menyusul kekalahan mereka dari Partai Komunis China dalam perang sipil di daratan utama.

Taiwan Sebut Latihan Perang China 'Provokasi Terang-terangan'

Reaksi keras diberikan oleh kantor kepresidenan Taiwan, yang mengecam latihan perang yang digelar China selama dua hari di sekitar wilayahnya itu sebagai "provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional".

Kantor kepresidenan Taiwan, dalam pernyataannya, menyebut bahwa "presiden dan tim keamanan nasional telah memahami sepenuhnya soal situasi ini dan memberikan tanggapan yang tepat untuk menjamin keamanan nasional". Kantor kepresidenan Taiwan juga meminta masyarakat untuk percaya pada pemerintah.

Juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Karen Kuo, menegaskan kembali bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan "berkaitan dengan kepentingan bersama dari komunitas internasional".

"Provokasi sepihak China baru-baru ini tidak hanya merusak status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional, sehingga memicu kekhawatiran dan kecaman serius dari komunitas internasional," tegas Kuo.

Pernyataan kantor kepresidenan Taiwan itu dirilis Sabtu (25/5) waktu setempat, setelah Beijing mengakhiri latihan perangnya.

Lebih lanjut, Kuo mengatakan bahwa Taiwan mengharapkan "China akan mempertimbangkan keselamatan dan kebahagiaan rakyat kedua belah pihak, mengupayakan keuntungan bersama, hidup berdampingan... menghentikan segala jenis intimidasi politik dan militer terhadap Taiwan dan kawasan".

Latihan perang terbaru China itu digelar di perairan Selat Taiwan, juga di bagian utara, selatan dan timur pulau tersebut, serta di area-area di sekitar gugus kepulauan yang dikelola Taipei seperti Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.

Analis militer China mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa kapal-kapal militer Beijing berlayar "lebih dekat dibandingkan sebelumnya" dengan pantai-pantai Taiwan selama latihan perang dua hari tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads