Israel Membalas, Larang Konsulat Spanyol di Yerusalem Layani Warga Palestina

Yulida Medistiara - detikNews
Jumat, 24 Mei 2024 18:34 WIB
Menlu Israel Israel Katz (Foto: Sebastian Scheiner/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan bahwa negaranya akan mengakui negara Palestina pada 28 Mei. Merespons hal itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan akan 'memutus misi diplomatik' antara Spanyol dan Palestina di Israel, dengan melarang konsulat Spanyol di Yerusalem memberikan pelayanan kepada warga Palestina dari Tepi Barat.

"Saya telah memutuskan untuk memutus hubungan antara perwakilan Spanyol di Israel dan Palestina, dan melarang konsulat Spanyol di Yerusalem memberikan layanan kepada warga Palestina dari Tepi Barat," kata Katz dalam sebuah postingan di X, seperti dilansir AFP, Jumat (24/5/2024).

Namun belum begitu jelas bagaimana Israel akan mengimplementasikan ancaman tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel tidak berkomentar saat ditanya oleh AFP tentang kepraktisan dan konsekuensi dari pengumuman tersebut.

Katz mengatakan keputusannya diambil "sebagai respons terhadap pengakuan Spanyol atas negara Palestina". Selain itu menurut Katz keputusannya tersebut juga buntut adanya seruan anti-Semit yang disampaikan Wakil Perdana Menteri Spanyol untuk 'membebaskan (memerdekakan) Palestina dari sungai hingga laut'".

Katz juga mengkritik pernyataan orang nomor tiga di pemerintahan Spanyol, Yolanda Diaz, yang merupakan pemimpin partai sayap kiri dan menteri tenaga kerja. Katz menyoroti pernyataan Diaz saat menyambut pengumuman pengakuan resmi negara Palestina. Diaz sempat menggunakan slogan 'Palestine will be free, from the river to the sea'.

"Kita tidak bisa berhenti sampai di sini. Palestina akan bebas (merdeka), dari sungai hingga laut, kata Diaz, yang pernyataannya disorot oleh Menlu Israel.

Seruan pro-Palestina mengacu pada perbatasan bersejarah Palestina di bawah mandat Inggris, yang membentang dari sungai Yordan hingga Laut Mediterania, sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948.

Kritikus menganggapnya sebagai seruan untuk melenyapkan Israel, termasuk duta besarnya untuk Spanyol yang mengutuk pernyataan menteri tersebut.

Ungkapan "dari sungai ke laut" terkadang juga digunakan sebagai slogan Zionis untuk Israel Raya yang mencakup wilayah yang sama.

Diketahui, sejumlah negara Eropa seperti Spanyol, Irlandia dan Norwegia pada Rabu mengumumkan keputusannya untuk mengakui Negara Palestina pada akhir Mei. Keputusan itu lalu dikecam oleh Israel.

Pemerintah Israel mengecam tindakan yang sebagian besar bersifat simbolis itu dan menyebutnya sebagai "hadiah atas teror" terkait perang di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya pada hari Kamis memperingatkan bahwa hubungan Israel dengan Irlandia, Norwegia dan Spanyol akan menghadapi "konsekuensi serius".

Lihat Video 'Israel Tembaki Toko di Jalur Gaza, 12 Orang Tewas':






(yld/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork