Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berang dan menyerang Presiden Kolombia Gustavo Petro, setelah pemimpin negara Amerika Selatan itu menyerukan penangkapan Netanyahu terkait perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Senin (13/5/2024), Netanyahu dalam pernyataannya menyebut Petro sebagai "pendukung Hamas" dan "antisemit".
"Israel tidak akan diceramahi oleh seorang pendukung Hamas yang antisemit," tulis Netanyahu dalam postingan media sosial X pada Sabtu (11/5) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perselisihan antara Netanyahu dan Petro ini berawal ketika awal bulan ini, sang Presiden Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel terkait rentetan serangan yang dilancarkan negara Yahudi itu terhadap Jalur Gaza.
Petro juga menyebut Israel memiliki "presiden yang melakukan genosida".
Situasi semakin panas setelah pada Jumat (10/5) waktu setempat, Petro kembali memberikan komentar soal Netanyahu via media sosial X. Dia menyerukan agar Mahkamah Pidana Internasional (ICC) merilis perintah penangkapan untuk Netanyahu.
"Netanyahu tidak akan menghentikan genosida. Itu menyiratkan akan ada perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional," tulis Petro dalam postingannya, seperti dilansir AFP.
Dia menambahkan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "harus mulai mempertimbangkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian di wilayah Gaza".
![]() |
Simak juga Video 'Erdogan: Pemerintah Netanyahu Menyerang Orang-orang Tak Berdosa di Rafah!':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Hubungan antara Israel dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena jumlah korban tewas dalam serangan di Jalur Gaza yang semakin meningkat.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, pada Minggu (12/5) waktu setempat, menyebut sedikitnya 35.034 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di daerah kantong Palestina tersebut sejak Oktober tahun lalu. Sekitar 78.755 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sementara itu, Kolombia bergabung dengan Bolivia, Belize dan Afrika Selatan yang juga telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Beberapa negara lainnya menarik pulang para duta besar mereka dari Israel.
Tel Aviv menanggapi pemutusan hubungan diplomatik itu dengan menggambarkan Petro sebagai "antisemit" dan "penuh kebencian", serta menyebut sikapnya sama saja dengan memberikan hadiah kepada Hamas.
Simak juga Video 'Erdogan: Pemerintah Netanyahu Menyerang Orang-orang Tak Berdosa di Rafah!':