Koordinator darurat senior UNICEF di Jalur Gaza, Hamish Young, menegaskan Rafah "tidak boleh diinvasi" dan menyerukan agar bahan bakar serta bantuan segera disalurkan ke Jalur Gaza.
"Kemarin, saya berjalan-jalan di sekitar zona Al-Mawasi, di mana masyarakat di Rafah diminta mengungsi. Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah dalam lima hari terakhir dan arus pengungsian terus berlanjut," tuturnya saat berbicara dari Rafah.
Tempat penampungan telah berjajar di area bukit pasir Al-Mawasi dan kini menjadi sulit untuk berpindah antara tenda dan terpal di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dilaporkan bahwa tank-tank militer Israel mengepung sebagian wilayah Rafah, setelah merebut area perlintasan perbatasan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya di area Rafah bagian timur telah menemukan beberapa terowongan, dan pasukan yang didukung oleh serangan udara sedang bertempur dari jarak dekat dengan sekelompok petempur Hamas, hingga menewaskan beberapa militan.
Disebutkan juga bahwa jet-jet tempur Israel menghantam beberapa area yang menjadi lokasi roket dan mortir ditembakkan ke arah Israel dalam beberapa hari terakhir, termasuk di perlintasan perbatasan Kerem Shalom.
Israel telah menegaskan bahwa mereka tidak bisa memenangkan perang tanpa menyerang Rafah, untuk melenyapkan ribuan militan Hamas yang diyakini bersembunyi di sana. Sedangkan Hamas mengatakan pasukannya akan bertempur untuk mempertahankan Rafah.
(nvc/idh)