Dugaan Penyiksaan ke Dokter Ternama Gaza yang Tewas di Penjara Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 03 Mei 2024 20:05 WIB
Ilustrasi jenazah (Foto: Thinkstock)
Gaza -

Dokter bedah ternama asal Gaza, Adnan Ahmed Atoiya al-Barsh, meninggal dunia saat ditahan di penjara Israel. Dokter tersebut diduga disiksa selama masa penahanan.

Dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), Barsh yang berusia 50 tahun itu merupakan seorang dokter bedah ternama dan menjabat kepala ortopedi pada Rumah Sakit Al-Shifa. Rumah sakit itu merupakan yang terbesar di Jalur Gaza, Palestina.

Dia ditangkap bersama sekelompok dokter lainnya pada Desember 2023. Saat itu, Barsh ditangkap di Rumah Sakit Al-Awda yang terletak dekat kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara.

Kematian dokter Barsh dilaporkan oleh dua kelompok advokasi Palestina, yakni Komite Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina, yang merilis pernyataan bersama pada Kamis (2/5) waktu setempat.

Kedua kelompok itu menyatakan dokter Barsh meninggal bulan lalu di dalam penjara Ofer yang dikelola Israel di wilayah Tepi Barat. Militer Israel mengaku tidak mengetahui soal meninggalnya dokter Barsh.

"Kami saat ini tidak mengetahui adanya insiden seperti itu," demikian pernyataan militer Israel.

Menurut kedua kelompok advokasi Palestina tersebut, yang mengutip otoritas Palestina, dokter Barsh meninggal dunia pada 19 April 2024. Jenazahnya belum dipulangkan oleh Israel.

"Jenazahnya masih ditahan," sebut kedua kelompok tersebut.

Dalam pernyataannya, kedua kelompok advokasi Palestina itu juga menyebut seorang tahanan lain dari Gaza yang bernama Ismail Abdel Bari Rajab Khadir (31) juga tewas dalam tahanan Israel. Namun, jenazah Khadir telah dikembalikan ke Gaza pada Kamis (2/5) waktu setempat sebagai bagian dari pemulangan rutin para tahanan oleh militer Israel melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom.

Kedua kelompok advokasi Palestina itu menyebut bukti-bukti menunjukkan dokter Barsh dan Khadir meninggal 'akibat penyiksaan'.

Kedua kelompok itu menyebut kematian dokter Barsh sebagai 'bagian dari penargetan sistematis terhadap dokter dan sistem kesehatan di Gaza'.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut kematian dokter Barsh sebagai 'pembunuhan'.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan kematian dokter Barsh menambah jumlah tenaga medis yang terbunuh di Jalur Gaza menjadi 492 orang sejak perang berkecamuk hampir tujuh bulan lalu. Kematian terbaru ini menjadikan jumlah kematian dalam tahanan Israel menjadi 18 orang sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.

Operasi militer Israel yang dilakukan tanpa henti banyak melanda rumah-rumah sakit di Jalur Gaza hingga memicu kerusakan parah. Fasilitas medis dilindungi berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, namun militer Israel menuduh Hamas menjadikan rumah sakit sebagai markas operasi mereka.

Tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Rumah Sakit Al-Shifa, yang menjadi tempat dokter Barsh sebelum ditahan Israel, juga hancur menjadi puing-puing akibat operasi militer Israel berulang kali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu bagaikan 'cangkang kosong'.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




(haf/lir)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork