China Tuduh AS Munafik Usai Dikritik Xenofobia-Curang oleh Biden

China Tuduh AS Munafik Usai Dikritik Xenofobia-Curang oleh Biden

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 18 Apr 2024 16:01 WIB
U.S. President Joe Biden meets with Chinese President Xi Jinping at Filoli estate on the sidelines of the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) summit, in Woodside, California, U.S., November 15, 2023. REUTERS/Kevin Lamarque Acquire Licensing Rights
Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping saat bertemu di California pada November tahun lalu (dok. REUTERS/Kevin Lamarque Acquire Licensing Rights)
Beijing -

Ketegangan kembali meningkat antara China dan Amerika Serikat (AS). Beijing menuduh Washington munafik setelah Presiden Joe Biden mengkritik negara itu "xenofobia" dan "curang" dalam perdagangan.

"Saya ingin bertanya kepadanya: Apakah Anda berbicara soal China atau soal Amerika Serikat sendiri?" ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, ketika dimintai tanggapan soal komentar Biden, dalam konferensi pers di Beijing, seperti dilansir AFP, Kamis (18/4/2024).

Biden dalam pidatonya di hadapan anggota serikat pekerja AS, pada Rabu (17/4), menyerukan kenaikan tarif baja terhadap China dan menuduh Beijing melakukan kecurangan. Pernyataan ini disampaikan Biden saat mencari dukung kalangan pemilih blue-collar dalam kampanye di negara bagian Pennsylvania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka tidak berkompetisi, mereka curang. Mereka curang dan kita telah melihat dampak buruknya di sini, di Amerika," ucap Biden saat berbicara di hadapan para anggota serikat pekerja United Steelworkers di Pittsburgh.

Biden juga menyebut perusahaan-perusahaan baja China "tidak perlu khawatir dalam menghasilkan profit karena pemerintah China memberikan subsidi yang sangat besar kepada mereka".

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Biden juga mengatakan bahwa dirinya telah meminta Perwakilan Dagang AS untuk menaikkan tarif hingga tiga kali lipat untuk baja dan aluminium China jika Beijing terkonfirmasi menggunakan praktik anti-persaingan.

"Mereka xenofobia. Mereka punya masalah nyata. Saya tidak menginginkan pertarungan dengan China, saya menginginkan persaingan -- tapi persaingan yang sehat," ujarnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'AS Tak Akan Berpartisipasi di Perang Iran Vs Israel':

[Gambas:Video 20detik]



China dan AS telah berselisih dalam beberapa tahun terakhir mengenai isu-isu penting, mulai dari teknologi dan perdagangan hingga hak asasi manusia (HAM) serta mengenai Taiwan dan sengketa Laut China Selatan.

Hubungan kedua negara sempat agak stabil setelah Biden bertemu dengan Presiden Xi Jinping di San Francisco pada November tahun lalu, di mana keduanya melakukan pembicaraan yang digambarkan kedua pihak sebagai keberhasilan yang memuaskan.

Bulan ini, kedua pemimpin melanjutkan pembicaraan via telepon namun keduanya kembali berselisih soal pembatasan perdagangan teknologi AS dan soal Taiwan.

Pekan ini, AS mengumumkan penyelidikan terhadap praktik perdagangan China di sektor pembuatan kapal, maritim, dan logistik.

Kementerian Perdagangan China merespons dengan menyebut penyelidikan itu "dipenuhi tuduhan palsu, salah menafsirkan aktivitas perdagangan dan investasi normal sebagai hal yang merugikan keamanan nasional dan kepentingan perusahaan AS, dan menyalahkan Beijing atas masalah industrinya sendiri".

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads