Penundaan pada layanan kereta peluru di Jepang terbilang jarang terjadi. Namun, insiden kemunculan seekor ular telah menyebabkan penundaan layanan "Shinkansen" pada Selasa (16/4) malam waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (17/4/2024), seorang penumpang memberi tahu petugas keamanan tentang kemunculan seekor ular berukuran 40 sentimeter (hampir 16 inci) di dalam kereta Shinkansen antara Nagoya dan Tokyo, yang mengakibatkan penundaan selama 17 menit.
Tidak jelas apakah ular tersebut berbisa atau bagaimana hewan tersebut bisa sampai di kereta peluru yang sangat dibanggakan di Jepang tersebut. Juga tidak ada cedera atau kepanikan di antara para penumpang, kata juru bicara Central Japan Railway Company kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penumpang Shinkansen boleh membawa anjing kecil, kucing, dan hewan lainnya, termasuk merpati ke dalam pesawat -- tetapi ular tidak boleh dibawa.
"Sulit membayangkan ular liar naik ke kereta di salah satu stasiun. Kami memiliki peraturan yang melarang membawa ular ke dalam Shinkansen," kata juru bicara itu kepada AFP.
"Tapi kami tidak memeriksa bagasi penumpang," ujarnya.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa kereta itu awalnya dijadwalkan berangkat ke Osaka, namun perusahaan memutuskan untuk menggunakan kereta lain untuk perjalanan tersebut sehingga menyebabkan penundaan sekitar 17 menit.
Patroli oleh penjaga keamanan berseragam di dalam kereta peluru telah ditingkatkan setelah terjadi penikaman fatal di sebuah Shinkansen pada tahun 2018, yang menggemparkan Jepang yang biasanya sangat aman.
Pengamanan tambahan telah diterapkan untuk Olimpiade Musim Panas pada tahun 2021 dan pertemuan G7 tahun lalu.
Pertama kali diluncurkan pada tahun 1964, jaringan Shinkansen tidak pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa atau cedera, menurut Japan Railways.
Kereta tersebut dapat melaju dengan kecepatan 285 kilometer (177 mil) per jam, dengan penundaan rata-rata hanya 0,2 menit.