Rusia menahan tiga tersangka lainnya yang diduga terlibat dalam serangan teror di gedung konser Moskow bulan lalu. Sedikitnya 144 orang tewas dalam penembakan massal yang tercatat sebagai serangan paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (5/4/2024), laporan kantor berita Interfax yang mengutip pernyataan dinas keamanan Rusia atau FSB menyebut seorang warga negara Rusia dan dua warga negara asing yang berasal dari Asia Tengah telah ditahan di Moskow, Yekaterinburg, dan Omsk.
Menurut FSB, dua dari ketiga tersangka baru itu diduga mentransfer uang untuk pembelian senjata api dan kendaraan yang digunakan dalam serangan mematikan di gedung konser Crocus City Hall pada 22 Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu tersangka lainnya, sebut FSB, diduga terlibat langsung dalam merekrut kaki tangan dan mendanai para pelaku.
Media pemerintah Rusia merilis video FSB yang menunjukkan momen penangkapan ketiga tersangka baru tersebut, di mana mereka ditangkap di jalan dan dimasukkan ke dalam mobil van tanpa tanda apa pun.
Penahanan ketiga tersangka itu menambah daftar tersangka yang dijebloskan ke tahanan oleh otoritas berwenang Rusia.
Sekitar 10 tersangka di antaranya, sebagian besar berasal dari Tajikistan di Asia Tengah, telah secara resmi ditempatkan dalam tahanan pra-sidang. Empat tersangka yang dituduh menembaki puluhan penonton konser dan membakar gedung konser itu termasuk di dalam kelompok tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Penembakan massal yang mengguncang Rusia itu diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS). Namun Moskow, tanpa memberikan bukti, menuding Ukraina sebagai dalang utama di balik penembakan massal tersebut.
Pada Kamis (4/4) waktu setempat, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya "tidak mungkin menjadi sasaran serangan teroris oleh kelompok fundamentalis Islam" karena Rusia menjadi contoh unik untuk keharmonisan antaragama.
Putin tidak menyebut Ukraina dalam komentar terbarunya itu. Namun sebelumnya, dia menyebut bahwa Kyiv mengambil keuntungan dari serangan tersebut dan bahwa empat tersangka bersenjata hendak kabur ke arah perbatasan Ukraina saat ditangkap di wilayah Rusia bagian barat.
Putin sebelumnya juga mengatakan seseorang telah menyiapkan "celah" bagi para tersangka untuk menyeberang ke wilayah Ukraina.
Ukraina telah membantah keras terlibat dalam penembakan massal itu. Sementara Amerika Serikat (AS) menyebut upaya Rusia untuk menyalahkan Kyiv sebagai propaganda dan omong kosong.
Washington diketahui telah menyampaikan peringatan intelijen kepada Moskow mengenai serangan yang akan dilakukan oleh militan Islam radikal.