Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta bantuan pemimpin Mesir dan Qatar agar Hamas menyetujui kesepakatan dengan Israel. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Amerika, menjelang negosiasi di Kairo, Mesir.
Amerika Serikat, Mesir dan Qatar telah terlibat dalam perundingan di belakang layar selama berminggu-minggu dalam upaya untuk mengamankan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Gedung Putih mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa perundingan akan dilakukan pada akhir pekan di Kairo. Namun, Gedung Putih tidak mengkonfirmasi laporan media AS bahwa Direktur CIA Bill Burns akan hadir bersama dengan kepala Mossad David Barnea, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis, "menegaskan bahwa segala sesuatu harus dilakukan untuk menjamin pembebasan sandera, termasuk warga negara Amerika, yang kini ditahan oleh Hamas selama hampir enam bulan," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada AFP dengan syarat anonimitas.
Pejabat itu mengatakan bahwa Biden pada hari Jumat (5/4) waktu setempat "menulis surat kepada Presiden Mesir dan Emir Qatar mengenai keadaan perundingan tersebut dan dia mendesak mereka untuk mendapatkan komitmen dari Hamas untuk menyetujui dan mematuhi kesepakatan."
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa percakapan telepon Biden dengan Netanyahu mencakup diskusi mengenai "menyelesaikan kesepakatan penyanderaan, memberdayakan para perundingnya untuk sampai pada kesimpulan mengenai hal ini."
"Fakta dasar ini tetap benar: Akan ada gencatan senjata di Gaza hari ini seandainya Hamas setuju untuk melepaskan kategori sandera yang rentan ini - yaitu orang-orang yang sakit, terluka, lanjut usia, dan wanita muda," kata pejabat AS tersebut pada Jumat malam.
Simak juga Video: Gedung Putih soal Israel Bunuh Relawan WCK: Biden Sangat Marah!
Hamas melancarkan serangan mendadak pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan kematian sekitar 1.170 warga Israel dan orang asing, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Kelompok tersebut juga menyandera sekitar 250 orang, sekitar 130 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Serangan pembalasan Israel telah menewaskan lebih dari 33.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.