Dalih Israel Dibantah soal Tak Sengaja Gempur Konvoi Relawan di Gaza

Dalih Israel Dibantah soal Tak Sengaja Gempur Konvoi Relawan di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 05 Apr 2024 03:06 WIB
7 rlawan World Central Kitchen yang tewas diserang Israel di Gaza
Relawan yang tewas di Gaza (Foto: X @WCKitchen)
Jakarta -

Israel menggempur konvoi dan menewaskan relawan, namun berdalih serangan itu tak sengaja. Alasan Israel itu pun terbantahkan.

Dilansir AFP, serangan itu terjadi di Jalur Gaza pada Senin (1/4/2024). Serangan itu awalnya disebut menewaskan empat orang.

Namun belakangan, korban tewas disebut berjumlah 7 orang. Pendiri World Central Kitchen (WCK), chef Jose Andres, menyebut peristiwa itu sebagai tragedi bagi orang-orang yang ingin melayani warga Gaza saat perang terus berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah tragedi bagi orang-orang yang rela melayani masyarakat yang dirundung perang. "Hari ini, World Central Kitchen telah kehilangan beberapa saudara dan saudari akibat serangan militer Israel di Gaza," sebut Andres dalam pernyataannya.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut jenazah empat pekerja kemanusiaan dan sopir mereka yang berkewarganegaraan Palestina dibawa ke sebuah rumah sakit di kota Deir el-Balah. Hamas, dalam pernyataan terpisah, menyebut para pekerja kemanusiaan tewas itu termasuk 'warga negara Inggris, Australia, dan Polandia, dengan kewarganegaraan keempat tidak diketahui'.

ADVERTISEMENT

Belakangan diketahui, ada pula orang dengan kewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Satu lagi adalah orang Palestina. Total ada tujuh korban tewas.

World Central Kitchen (WCK) merupakan salah satu dari dua LSM yang mempelopori upaya menyalurkan bantuan dengan kapal ke Gaza dari Siprus. WCK juga terlibat dalam pembangunan dermaga sementara di pantai Gaza.

Israel Berdalih Tak Sengaja

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan pasukannya.

"Sayangnya, pada hari terakhir ada kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja memukul orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza," kata Netanyahu dilansir AFP, Rabu (3/4).

Israel mengklaim ada 'kesalahan identifikasi' dalam serangan udara yang merenggut nyawa para pekerja kemanusiaan yang sedang menyalurkan bantuan pangan untuk warga Gaza yang ada di ambang bencana kelaparan akibat perang.

"Insiden ini adalah kesalahan besar," ucap Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Herzi Halevi dalam pernyataan via video yang diposting ke platform media sosial X.

Meski Perdana Menteri Netanyahu tidak meminta maaf, Presiden Israel Isaac Herzog meminta maaf atas serangan udara yang menewaskan tujuh relawan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja kemanusiaan itu. AS juga mengecam aksi serangan udara Israel di Gaza hingga menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan tewas. Presiden AS, Joe Biden, mengatakan telah menghubungi bos World Central Kitchen, Jose Andres, usai tujuh pekerjanya tewas akibat serangan militer Israel.

PM Australia Anthony Albanese meluapkan kemarahan terhadap PM Benjamin Netanyahu. Satu warga Australia turut menjadi korban tewas serangan Israel itu, namanya Lalzawmi Frankcom, biasa dipanggil Zomi.

Klaim Israel Dibantah World Central Kitchen

Pendiri badan amal bantuan pangan World Central Kitchen (WCK), Jose Andres, pun menolak klaim Israel yang menyebut serangan udara menewaskan tujuh relawan kemanusiaan di Jalur Gaza dilakukan secara tidak sengaja. Andres menuduh militer Israel menyerang konvoi relawan kemanusiaan 'secara sistematis'.

Dia menyebut militer Israel telah mengetahui secara jelas pergerakan para relawan kemanusiaan yang bekerja untuk WCK di Jalur Gaza. Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/4/2024), Andres menyampaikan pernyataan emosional dalam wawancara dengan Reuters, menanggapi kematian tujuh relawan yang bekerja untuk WCK di Jalur Gaza.

Dia menuduh Israel telah menargetkan para relawan WCK di Jalur Gaza 'secara sistematis, mobil demi mobil' dalam serangan pada awal pekan ini.

Berbicara via video, Andres mengatakan WCK yang didirikan dan dipimpin olehnya telah menjalin komunikasi yang jelas dengan militer Israel, yang menurutnya, mengetahui pergerakan para relawan kemanusiaannya di Jalur Gaza.

"Ini bukan sekadar situasi tidak beruntung di mana 'ups' kami menjatuhkan bom di tempat yang salah," ucap Andres.

"Ini berjarak lebih dari 1,5 kilometer, 1,8 kilometer, dengan konvoi kemanusiaan yang sangat jelas memiliki tanda di bagian atas, di atap mobil, logo yang sangat berwarna-warni yang tentunya sangat kami banggakan. Ini sangat jelas menunjukkan siapa kami dan apa yang kami lakukan," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.


Lihat Video: Gedung Putih soal Israel Bunuh Relawan WCK: Biden Sangat Marah!

[Gambas:Video 20detik]



Andres mengatakan militer Israel sebenarnya mengetahui keberadaan konvoi relawan WCK tersebut. Andres menyerukan penyelidikan terhadap insiden mematikan di Jalur Gaza itu oleh pemerintah AS dan negara asal dari setiap relawan yang tewas.

"Mereka menargetkan kami di zona dekonflik, di wilayah yang dikuasai (militer Israel). Mereka mengetahui bahwa tim kami sedang bergerak di jalanan itu... dengan tiga mobil," ucapnya.

Ketujuh relawan WCK itu tewas ketika konvoi kendaraan mereka dihantam serangan udara tak lama setelah mereka memantau penyaluran 100 ton makanan yang dibawa ke Jalur Gaza melewati jalur laut. Andres mengatakan ada lebih dari tiga serangan udara yang menghantam konvoi relawan kemanusiaan WCK tersebut. Dia pun menolak pernyataan Israel dan AS yang menyebut serangan itu tidak disengaja.

"Awalnya saya tegaskan tidak," jawabnya ketika ditanya apakah dirinya menerima penjelasan Israel.

"Bahkan jika kita tidak berkoordinasi (dengan militer Israel), tidak ada negara demokratis dan tidak ada militer yang bisa menargetkan warga sipil dan kelompok kemanusiaan," tegas Andres.

Andres mengatakan organisasinya masih mempelajari situasi keamanan di Jalur Gaza sembari mempertimbangkan untuk memulai kembali pengiriman bantuan. Saat ini, pihaknya menangguhkan pengiriman bantuan.

Dia menggambarkan bagaimana dirinya mengetahui serangan melanda tim relawannya di Jalur Gaza. Dia menyebut awalnya WCK kehilangan kontak dengan tim relawan di Jalur Gaza dan tidak menyadari apa yang terjadi hingga dirinya melihat foto-foto mayat relawannya.

Menurut Andres, setelah militer Israel menyerang mobil lapis baja pertama, tim relawan berhasil melarikan diri dan berpindah ke mobil kedua yang kemudian juga diserang, sehingga memaksa mereka berpindah ke mobil ketiga.

Para relawan kemanusiaan WCK, sebut Andres, berusaha untuk berkomunikasi guna memperjelas siapa mereka. Andres kembali menegaskan bahwa militer Israel sudah tahu bahwa tim relawan ada di wilayah yang dikuasainya.

Andres mengatakan mobil ketiga juga dihantam serangan udara. "Dan kita melihat konsekuensinya," ucapnya.

Andres menuturkan bahwa dirinya seharusnya hadir langsung bersama timnya pada saat itu, namun tidak bisa kembali ke Jalur Gaza tepat waktu. Bulan lalu, WCK yang didirikan oleh Andres tahun 2010 setelah gempa dahsyat Haiti, mulai menyalurkan bantuan pangan kepada warga Palestina yang kelaparan di Jalur Gaza bagian utara melalui koridor maritim dari pelabuhan Siprus. WCK bekerja sama dengan badan amal Spanyol bernama Open Arms.

Dalam aktivitasnya, sebut Andres, WCK dan Open Arms melakukan koordinasi erat dengan militer Israel, juga negara-negara Arab dan negara-negara asing lainnya.

(nvc/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads