Rentetan penembakan terjadi di jalanan pusat kota Port-au-Prince, ibu kota Haiti, pada awal pekan ini hingga memicu kepanikan warga setempat. Suara baku tembak dilaporkan terdengar lantang di Istana Negara.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/4/2024), rentetan tindak kekerasan terbaru mengguncang Haiti ketika Perdana Menteri (PM) Ariel Henry yang segera mengakhiri masa jabatannya memberi isyarat bahwa pembentukan dewan transisi hampir selesai.
Dewan transisi yang luas dipandang sebagai kunci dalam mengakhiri krisis sosial dan politik saat ini di Haiti, serta membuka jalan bagi digelarnya pemilu terbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan Reuters menyebut warga sipil bergegas menghindari baku tembak di ibu kota Port-au-Prince, di mana geng-geng kriminal bersaing untuk menguasai sebagian besar wilayah tersebut.
Pada Senin (1/4) waktu setempat, sekelompok pria bersenjata menyita sebuah kendaraan lapis baja dari para penjaga Istana Negara di pusat kota Port-au-Prince. Sedangkan empat orang ditemukan tewas di pinggiran Petion-Ville, area kelas atas di pinggiran ibu kota, yang terancam oleh geng kriminal bersenjata.
Sedikitnya satu orang lainnya dilaporkan tewas ditembak dalam baku tembak di distrik Delmas. Laporan media lokal juga menyebut kawasan industri besar telah dibakar tiga hari sebelumnya.
Rentetan tindak kekerasan masih menyelimuti ibu kota Haiti sekitar tiga pekan setelah Henry mengumumkan rencananya mengundurkan diri sembari menunggu pembentukan dewan transisi dan penunjukan pemimpin sementara untuk negara tersebut.
Dalam pernyataan yang dirilis pemerintah Haiti, Henry mengatakan bahwa sembilan anggota dewan transisi telah diteruskan dari badan regional CARICOM, namun nama-nama anggota dewan transisi itu tidak diungkapkan ke publik.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Haiti Makin Mencekam, 5 Warga Ditemukan Tewas Ditembaki di Jalanan':
Henry juga menekankan bahwa dewan menteri masih harus membahas pertanyaan hukum yang belum terselesaikan pada Senin (1/4) untuk menuntaskan transisi. Di sisi lain, diskusi-diskusi tersebut berpotensi semakin menunda penyelesaian untuk pemerintahan yang tidak berfungsi di Haiti.
Selama beberapa bulan terakhir, Haiti menghadapi konflik yang semakin buruk dengan aliansi geng kriminal yang bersaing untuk menguasai ibu kota dan rentetan serangan melanda bandara juga pelabuhan utama yang menghalangi akses terhadap barang-barang penting.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, lebih dari 1.500 orang tewas dalam tiga bulan pertama tahun ini, dengan sekitar 60 orang tewas dikeroyok oleh kelompok main hakim sendiri yang marak di area-area yang kehadiran polisinya kurang.
Laporan PBB itu juga memperingatkan soal perekrutan anak-anak ke dalam geng kriminal, dan menyerukan upaya lebih lanjut untuk menghentikan aliran pasokan senjata api, sebagian besar dari Amerika Serikat (AS), ke Haiti.