Perang di Ukraina terus berlanjut. Terbaru, Rusia melakukan serangan berbahaya yang merusak jaringan listrik di Ukraina.
Rusia telah melancarkan invasi ke Ukraina sejak Februari 2022. Sejak saat itu, Rusia telah mencaplok sejumlah wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia dan Avdiivka.
Perang tersebut juga telah menewaskan ribuan orang, termasuk warga sipil. Selain itu, berbagai fasilitas juga rusak akibat perang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, Rusia melancarkan serangan ke infrastruktur energi Ukraina. Serangan Rusia pada Jumat (22/3/2024) telah memutus salah satu dari dua saluran listrik yang memasok energi ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di tenggara Ukraina.
"Musuh kini melakukan serangan terbesar terhadap industri energi Ukraina dalam beberapa waktu terakhir," tulis Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, dalam postingan di Facebook, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut telah melumpuhkan 'salah satu jalur transmisi listrik' yang memasok pembangkit listrik Zaporizhzhia.
Menurut gubernur Zaporizhzhia, 12 rudal Rusia telah menghantam wilayah tersebut pada Jumat pagi waktu setempat. Serangan itu menghancurkan beberapa rumah dan melukai sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya.
"Menurut laporan awal, tujuh rumah hancur, 35 rusak," tulis Ivan Fedorov di Telegram, seraya menambahkan bahwa banyak orang terluka.
Fasilitas tersebut merupakan situs energi nuklir terbesar di Eropa. Pembangkit listrik Zaporizhzhia direbut oleh pasukan Rusia pada hari-hari pertama perang, tetapi ditenagai oleh jaringan listrik dari Ukraina.
"Situasi ini sangat berbahaya dan berisiko memicu situasi darurat," kata operator energi atom Ukraina, Energoatom, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (22/3/2024).
Jika saluran listrik terakhir diputus maka pembangkit listrik tenaga nuklir itu akan 'di ambang pemadaman listrik lagi, yang merupakan pelanggaran serius terhadap kondisi pengoperasian pembangkit listrik yang aman'.
Sejak awal perang di Ukraina, pembangkit listrik Zaporizhzhia telah mengalami pemadaman berulang kali, sehingga tidak lagi menggunakan generator diesel darurat dan sistem keselamatan.
"Jika gagal, ancaman kecelakaan nuklir dan radiasi akan muncul," kata Energoatom.
Fasilitas energi menjadi sasaran serangan rudal, drone, dan artileri Rusia di beberapa kota di Ukraina pada hari Jumat, termasuk Kharkiv, Zaporizhzhia, Vinnytsia, Khmelnytskyi, dan Kryvyi Rig.
"Tujuannya bukan hanya untuk merusak, tapi mencoba lagi, seperti tahun lalu, menyebabkan kegagalan besar-besaran pada sistem energi negara," kata Menteri Energi Galushchenko.
Uni Eropa Putar Otak Bantu Ukraina
Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) kini memutar otak untuk memenuhi janji mereka mengirimkan satu juta amunisi untuk mendukung upaya pertahanan Ukraina melawan Rusia. Sejauh ini, UE baru memenuhi setengah dari janji itu.
Dilansir Deutsche Welle, UE mengumumkan langkah-langkah bantuan berikutnya untuk Ukraina pada Rabu (20/3). Bantuan itu merupakan hasil dari pertemuan pertama Dewan Asosiasi UE-Ukraina sehari sebelumnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dewan ini dibentuk sejak UE secara resmi mengumumkan dimulainya perundingan aksesi dengan Ukraina pada Desember lalu. Perdana Menteri Ukraina Denys Schmyhal menyampaikan rencana reformasi dan rekonstruksi Ukraina di tengah agresi Rusia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pencairan bantuan tahap pertama sebesar 4,5 miliar euro yang diambil dari instrumen pembiayaan Uni Eropa untuk Ukraina. Instrumen ini seluruhnya berjumlah 50 miliar euro, yang bertujuan untuk mendukung anggaran negara Ukraina hingga akhir tahun 2027.
"Pemerintah sangat berterima kasih atas dukungan tersebut," kata PM Ukraina, Demys Schmyhal.
Dia kemudian menyoroti pentingnya mekanisme pembiayaan 50 miliar euro untuk stabilitas negaranya. Dia mengatakan UE benar-benar waspada.
"Uni Eropa kini benar-benar waspada, karena mereka tahu bahwa kepentingan vital mereka sedang dipertaruhkan," ucapnya.
Dana itu berasal dari keuntungan aset-aset Rusia yang dibekukan. Februari lalu, para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa memutuskan untuk menyita keuntungan bunga dari aset-aset Rusia yang dibekukan di Uni Eropa untuk mendanai pengiriman senjata ke Ukraina.
Komisi Eropa pun merinci pemanfaatan keuntungan dari aset-aset Rusia. Rencana ini mencakup sekitar 3 miliar euro pendapatan bunga tahunan yang dihasilkan dari aset bank negara Rusia di penyedia jasa keuangan Belgia, Euroclear.
Di Uni Eropa, ada hampir 200 miliar euro aset Rusia yang dibekukan sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia. Keuntungan aset-aset itu tidak bisa diakses atau ditransfer oleh bank sentral Rusia.
Meskipun Ukraina menganjurkan penyitaan aset-aset Rusia, UE sejauh ini hanya menyita keuntungan dari investasi Rusia, dengan alasan penyitaan total bisa merusak kepercayaan investor internasional terhadap zona euro. Setelah melalui pertimbangan ekstensif, negara-negara anggota UE sepakat mengalokasikan dana sitaan keuntungan Rusia ke dalam anggaran khusus yang disebut 'Fasilitas Perdamaian Eropa'.
Dana dari anggaran ini akan membiayai pengiriman senjata ke Ukraina, dengan 5 miliar euro telah disumbangkan oleh negara-negara anggota UE. Untuk mengatasi kekhawatiran Bank Sentral Eropa (ECB) tentang potensi ketidakstabilan keuangan, perusahaan swasta Belgia Euroclear akan menahan sebagian pendapatan dari aset Rusia, sebagai jaminan untuk memenuhi kewajiban kepada investor-investor lain.
ECB khawatir bank-bank China atau investor besar lainnya akan menarik aset mereka dari Euroclear. Selain itu, Rusia dapat membalas dengan menyita aset Euroclear di Moskow. Saat ini, ada sekitar 33 miliar euro aset Euroclear yang ditahan di Moskow.
Negara-negara anggota UE juga setuju memperpanjang fasilitas impor bebas bea dari Ukraina selama satu tahun lagi. Namun, hal itu tak berlaku untuk produk pertanian tertentu, termasuk madu, telur, unggas, gula, jagung, dan gandum.
Bea impor terhadap produk-produk itu akan dikenakan tarif lagi mulai bulan Juni. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap protes petani, terutama di Polandia, yang khawatir pasar akan dibanjiri produk impor murah dari Ukraina.
Moskow Kecam Rencana UE
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengecam rencana UE tersebut dan memperingatkan bahwa hal tersebut akan merusak reputasi Barat sebagai tempat yang aman bagi investasi.
"Kerusakan tidak dapat dihindari. Orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut, negara-negara yang memutuskan hal ini, tentu saja mereka akan menjadi objek penuntutan selama beberapa dekade," kata Peskov dalam sebuah pernyataan.