Perang Rusia dan Ukraina terus berlanjut. Serangan Rusia pada hari Jumat (22/3) telah memutus salah satu dari dua saluran listrik yang memasok pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di tenggara Ukraina, ketika Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi.
"Musuh kini melakukan serangan terbesar terhadap industri energi Ukraina dalam beberapa waktu terakhir," tulis Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko dalam postingan di Facebook, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut telah melumpuhkan "salah satu jalur transmisi listrik" yang memasok pembangkit listrik Zaporizhzhia.
Fasilitas tersebut, yang merupakan situs energi nuklir terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada hari-hari pertama perang tetapi ditenagai oleh jaringan Ukraina.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Kyiv, 10 Orang Terluka |
"Situasi ini sangat berbahaya dan berisiko memicu situasi darurat," kata operator energi atom Ukraina, Energoatom, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (22/3/2024).
Jika saluran listrik terakhir diputus, dikatakan bahwa pembangkit listrik tersebut akan "di ambang pemadaman listrik lagi, yang merupakan pelanggaran serius terhadap kondisi pengoperasian pembangkit listrik yang aman".
Sejak awal perang di Ukraina, pembangkit listrik Zaporizhzhia telah mengalami pemadaman berulang kali, sehingga tidak lagi menggunakan generator diesel darurat dan sistem keselamatan.
"Jika gagal, ancaman kecelakaan nuklir dan radiasi akan muncul," kata Energoatom.
(ita/ita)