Puluhan Mantan Pejabat AS Desak Biden Lebih Tegas ke Israel

Puluhan Mantan Pejabat AS Desak Biden Lebih Tegas ke Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 21 Mar 2024 17:56 WIB
U.S. President Joe Biden delivers remarks, following a hostages-prisoners swap deal between Hamas and Israel, during a press conference in Nantucket, Massachusetts, U.S., November 26, 2023. REUTERS/Tom Brenner/File Photo Acquire Licensing Rights
Presiden AS Joe Biden (dok. REUTERS/Tom Brenner/File Photo Acquire Licensing Rights)
Washington DC -

Nyaris 70 mantan pejabat, diplomat, perwira militer Amerika Serikat (AS) kompak mendesak Presiden Joe Biden untuk memperingatkan Israel soal konsekuensi serius jika mereka mengabaikan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar warga Palestina.

Biden juga diminta untuk mengimbau Tel Aviv agar tidak semakin memperluas aktivitas permukiman di Tepi Barat.

"Amerika Serikat harus bersedia mengambil tindakan nyata untuk menentangnya (praktik semacam itu)," demikian bunyi surat terbuka untuk Biden yang ditandatangani oleh para mantan pejabat, diplomat dan perwira militer AS, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (21/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat itu, Biden diserukan mengambil tindakan-tindakan nyata, "termasuk pembatasan pemberian bantuan (AS kepada Israel) sesuai dengan hukum dan kebijakan AS".

Surat terbuka untuk Biden itu ditandatangani oleh lebih dari selusin mantan Duta Besar AS, pensiunan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan mantan pejabat Pentagon, mantan pejabat intelijen dan Gedung Putih AS, termasuk Anthony Lake yang menjadi penasihat keamanan nasional era Presiden Bill Clinton.

ADVERTISEMENT

Surat itu menggarisbawahi meningkatnya kekecewaan di AS atas operasi militer Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.

Sebagian besar wilayah Jalur Gaza hancur akibat rentetan serangan Israel untuk membalas serangan Hamas tersebut. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 31.988 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama lebih dari lima bulan terakhir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa populasi 2,3 juta jiwa di Jalur Gaza hanya memiliki sedikit makanan, air dan tempat tinggal.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dalam surat terbuka itu, para mantan pejabat, diplomat dan perwira militer AS menyebut operasi militer Israel terhadap Hamas "diperlukan dan dibenarkan".

Namun, lanjut surat terbuka tersebut, operasi militer Israel itu "telah ditandai dengan pelanggaran berulang kali" terhadap hukuman internasional yang melarang pembunuhan tanpa pandang bulu dan penggunaan senjata yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil.

"Puluhan ribu warga sipil Gaza telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Pembunuhan warga sipil dengan sifat dan skala seperti ini tidak dapat dibenarkan," tegas surat terbuka itu.

Israel telah menyangkal bahwa operasi militernya di Jalur Gaza melanggar hukum internasional.

Puluhan mantan pejabat, diplomat dan perwira militer AS dalam surat terbuka itu juga menyatakan sangat mendukung seruan Biden untuk segera dilakukannya gencatan senjata setidaknya selama enam pekan di Jalur Gaza, juga pembentukan sistem penyaluran bantuan kemanusiaan yang bisa diandalkan, dan pembebasan para sandera.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads