Nyaris 70 mantan pejabat, diplomat, perwira militer Amerika Serikat (AS) kompak mendesak Presiden Joe Biden untuk memperingatkan Israel soal konsekuensi serius jika mereka mengabaikan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar warga Palestina.
Biden juga diminta untuk mengimbau Tel Aviv agar tidak semakin memperluas aktivitas permukiman di Tepi Barat.
"Amerika Serikat harus bersedia mengambil tindakan nyata untuk menentangnya (praktik semacam itu)," demikian bunyi surat terbuka untuk Biden yang ditandatangani oleh para mantan pejabat, diplomat dan perwira militer AS, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (21/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat itu, Biden diserukan mengambil tindakan-tindakan nyata, "termasuk pembatasan pemberian bantuan (AS kepada Israel) sesuai dengan hukum dan kebijakan AS".
Surat terbuka untuk Biden itu ditandatangani oleh lebih dari selusin mantan Duta Besar AS, pensiunan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan mantan pejabat Pentagon, mantan pejabat intelijen dan Gedung Putih AS, termasuk Anthony Lake yang menjadi penasihat keamanan nasional era Presiden Bill Clinton.
Surat itu menggarisbawahi meningkatnya kekecewaan di AS atas operasi militer Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
Sebagian besar wilayah Jalur Gaza hancur akibat rentetan serangan Israel untuk membalas serangan Hamas tersebut. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 31.988 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama lebih dari lima bulan terakhir.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa populasi 2,3 juta jiwa di Jalur Gaza hanya memiliki sedikit makanan, air dan tempat tinggal.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.