Banjir-Tanah Longsor Landa Papua Nugini, 23 Orang Tewas

Banjir-Tanah Longsor Landa Papua Nugini, 23 Orang Tewas

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 19 Mar 2024 14:07 WIB
Ilustrasi Hujan
Ilustrasi (dok. Getty Images/iStockphoto)
Port Moresby -

Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor melanda wilayah Dataran Tinggi Papua Nugini hingga merenggut lebih dari 20 nyawa. Rumah-rumah warga rusak akibat bencana alam tersebut dan ruas jalanan tersapu arus banjir.

Seperti dilansir AFP, Selasa (19/3/2024), Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pusat Bencana Nasional, Lusete Man, menuturkan seorang ibu dan anaknya termasuk di antara korban tewas ketika cuaca buruk melanda banyak area di dataran tinggi tersebut. Sedikitnya 23 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor tersebut.

"Ke-23 orang tersebut terkubur di bawah berton-ton lumpur dalam tiga insiden tanah longsor terpisah di berbagai wilayah berbeda di Provinsi Simbu," sebut Man dalam pernyataannya pada Senin (18/3) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami masih mengalami hujan lebat, tanah longsor, sungai-sungai meluap, yang menyebabkan kerusakan parah di dataran tinggi," ucapnya.

Provinsi Simbu yang dilanda banjir dan tanah longsor itu, terdiri atas enam distrik dan ditinggali oleh sekitar 376.000 penduduk.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya di dataran tinggi, masyarakat di area pesisir juga terkena dampaknya, dengan naiknya gelombang pasang yang menyapu tepi laut dan membanjiri desa-desa di tepi pantai.

Di area Teluk dan delta Barat, naiknya air dari sungai-sungai yang meluap telah menimbulkan malapetaka bagi masyarakat, kebun pangan, dan mata pencaharian warga setempat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pemerintah Papua Nugini telah mengalokasikan 10.000 Kina Papua Nugini atau setara Rp 41,5 juta untuk bantuan pemulihan bencana.

Banjir parah juga melanda Provinsi Enga, yang terletak berdekatan dengan Provinsi Simbu.

Pemimpin masyarakat Wapenamanda, Aquila Kunzie, mengatakan kepada media RNZ Pacific bahwa warganya sedang menjatah persediaan makanan mereka. "Curah hujan yang terus-menerus di distrik Wapenamanda telah membuat sungai-sungai meluap," sebutnya.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 100 wanita dan anak-anak terpaksa mengungsi di desanya menyusul pecahnya perang suku.

"(Kami makan) Hanya satu kali makanan per hari, kami tidak mampu membeli sarapan dan makan siang untuk semuanya. Kami tidak mempunyai cara untuk meminta bantuan," tuturnya.

Menurut Indeks Risiko Dunia tahun 2022, Papua Nugini berada di peringkat ke-16 sebagai negara yang paling berisiko terhadap perubahan iklim dan bencana alam.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads