Kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu disebut "mungkin dalam bahaya". Hal ini terungkap dalam laporan intelijen terbaru Amerika Serikat (AS), yang juga memperkirakan bahwa Israel akan gagal dalam melenyapkan Hamas, yang menjadi tujuan utama di balik perang Gaza.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (13/3/2024), hal tersebut dimuat dalam laporan penilaian intelijen terbaru AS, atau yang disebut Laporan Penilaian Ancaman Tahunan, yang dirilis pada Senin (11/3) waktu setempat.
Laporan itu menyatakan keprihatinan tentang visi Israel untuk mengakhiri perang dan mengangkat keraguan soal apakah Netanyahu bisa tetap berkuasa dengan mandeknya pembahasan kesepakatan pembebasan sandera dan semakin meningkatnya tekanan dari warga Israel untuk mengamankan pembebasan sandera.
"Ketidakpercayaan terhadap kemampuan Netanyahu untuk memerintah semakin mendalam dan meluas di kalangan masyarakat, dibandingkan level yang sudah tinggi sebelum perang, dan kami memperkirakan akan terjadi aksi protes besar-besaran menuntut pengunduran dirinya dan pemilu yang baru," demikian disampaikan dalam laporan intelijen AS tersebut.
"Pemerintahan yang berbeda dan lebih moderat adalah suatu kemungkinan," sebut laporan tersebut.
Laporan intelijen AS itu juga memprediksi bahwa Israel akan kesulitan dalam mencapai tujuannya untuk "menghancurkan Hamas".
"Israel mungkin akan menghadapi perlawanan bersenjata yang berkepanjangan dari Hamas selama betahun-tahun yang akan datang, dan militer akan berjuang untuk menetralisir infrastruktur bawah tanah Hamas, yang memungkinkan pemberontak untuk bersembunyi, mendapatkan kembali kekuatan dan mengejutkan pasukan Israel," demikian seperti disebutkan oleh laporan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Awal Ramadan, Netanyahu Langsung Ngegas Mau Serang Rafah':
(nvc/ita)