Seruan Gencatan Senjata di Gaza Jelang Ramadan

Seruan Gencatan Senjata di Gaza Jelang Ramadan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 07 Mar 2024 07:04 WIB
Palestinians gather at the site of an Israeli strike on a mosque, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip February 22, 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Foto: Kondisi di Gaza (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)
Jakarta -

Seruan-seruan gencatan senjata di Gaza, Palestina terus bergema menjelang bulan suci Ramadan. Seruan itu disuarakan oleh Amerika Serikat hingga Inggris.

Seruan ini salah satunya disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Dia meminta kelompok Hamas untuk menerima kesepakatan gencatan senjata di Gaza menjelang bulan suci Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biden mengingatkan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza menjelang bulan Ramadan, yang akan dimulai awal minggu depan. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga telah mendesak Hamas untuk menerima "gencatan senjata segera".

ADVERTISEMENT

"Saat ini hal ini berada di tangan Hamas," kata Biden kepada wartawan pada Selasa (5/3) waktu setempat, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (6/3/2024).

"Harus ada gencatan senjata karena Ramadan - jika kita menghadapi keadaan di mana hal ini berlanjut hingga Ramadan, Israel dan Yerusalem bisa menjadi sangat, sangat berbahaya," imbuhnya.

7379WD-ISRAEL-PALESTINIANS_USA_JORDAN_BIDEN_O_7379WD-ISRAEL-PALESTINIANS_USA_JORDAN_BIDEN_O_ Foto: Reuters

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, namun pemerintah Amerika Serikat pekan lalu telah mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadan.

Pemerintah Israel kemudian mengatakan akan mengizinkan umat Muslim mengakses Al-Aqsa selama Ramadan "dalam jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya".

Bagaimana dengan negara lain? Baca halaman selanjutnya.

Simak Video 'Biden: Harus Ada Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan':

[Gambas:Video 20detik]



Seruan Australia-ASEAN

Seruan serupa juga disampaikan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara dan Australia. Mereka menyerukan gencatan senjata segera dan bertahan lama di Jalur Gaza.

Negara-negara tersebut menggambarkan situasi kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu kini "mengerikan".

Seperti dilansir AFP, Rabu (6/3/2024), seruan bersama itu disampaikan setelah negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, bersama Australia, menggelar pertemuan puncak selama tiga hari di Melbourne, Australia.

"Kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dan bertahan lama," demikian pernyataan gabungan antara negara-negara ASEAN dan Australia yang dirilis setelah berhari-hari terlibat perselisihan diplomatik mengenai isi pernyataan gabungan itu.

Situasi yang semakin memburuk di Jalur Gaza menjadi topik perdebatan sengit dalam pertemuan antara 10 negara ASEAN dan Australia tersebut.

Dengan bulan suci Ramadan akan datang pekan depan, Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara-negara lainnya semakin meningkatkan upaya untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Kami mengecam serangan-serangan terhadap seluruh warga sipil dan infrastruktur sipil, yang memicu semakin memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk terbatasnya akses terhadap makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya," demikian isi pernyataan gabungan ASEAN-Australia tersebut.

"Kami menyerukan akses kemanusiaan yang cepat, aman, tanpa hambtan dan berkelanjutan bagi semuanya yang membutuhkan, termasuk melalui peningkatan kapasitas di perlintasan perbatasan, mencakup melalui laut," tegas seruan ASEAN-Australia itu.

Seruan Inggris

Sementara itu, Pemerintah Inggris melontarkan peringatan terbaru untuk Israel bahwa kesabarannya semakin menipis atas "penderitaan mengerikan" di Jalur Gaza, di mana kurangnya bantuan kemanusiaan menyebabkan banyak orang mati kelaparan.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (6/3/2024), peringatan terbaru dari London untuk Tel Aviv itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) David Cameron saat berbicara di hadapan parlemen Inggris pada Selasa (5/3) malam waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Cameron menyebut penanganan bantuan kemanusiaan oleh Israel di Jalur Gaza telah menimbulkan pertanyaan mengenai kepatuhannya terhadap hukum internasional.

"Kita menghadapi situasi penderitaan yang mengerikan di Gaza," ucap Cameron di hadapan majelis tinggi parlemen Inggris, atau House of Lords.

"Saya sudah berbicara beberapa minggu lalu tentang bahaya yang bisa memicu kelaparan dan bahaya penyakit yang bisa menyebabkan wabah: dan kita sekarang berada pada titik tersebut," ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan Cameron menjelang pertemuannya dengan anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, pada Rabu (6/3) waktu setempat.

Inggris, sama seperti Amerika Serikat (AS), pada awalnya memberikan dukungan terhadap serangan Israel di Jalur Gaza sebagai respons atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Namun Cameron, yang mantan Perdana Menteri Inggris, semakin meningkatkan seruan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.

Hamas Tak Akan Tukar Tahanan Sebelum Gencatan Senjata

Sementara itu, Kelompok Hamas menegaskan bahwa pertukaran tahanan Palestina dan sandera Israel di Gaza hanya dapat terjadi setelah gencatan senjata. Hal ini disampaikan pejabat senior Hamas, Osama Hamdan seiring perundingan gencatan senjata di Kairo, Mesir antara Hamas, Mesir dan Qatar masih berlanjut tanpa ada tanda-tanda terobosan.

Hamdan, berbicara pada konferensi pers di Beirut, Lebanon pada Selasa (5/3) waktu setempat, mengulangi persyaratan kelompoknya untuk mencapai kesepakatan, yakni diakhirinya serangan militer Israel, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan kembalinya pengungsi Palestina ke rumah-rumah yang telah mereka tinggalkan di wilayah lain di Gaza.

"Dalam dua hari terakhir, gerakan ini menyampaikan posisinya atas usulan yang diajukan oleh mediator persaudaraan Qatar dan Mesir. Kami menegaskan kembali syarat kami untuk gencatan senjata: penarikan penuh dari Jalur Gaza dan pemulangan pengungsi dari daerah yang mereka tinggalkan, khususnya di wilayah utara," ujar pejabat senior Hamas tersebut, seperti dikutip dari Al Arabiya dan Reuters, Rabu (6/3/2024).

Situasi kemanusiaan saat ini sangat mengerikan di bagian utara Gaza, di mana ratusan ribu penduduk diyakini masih tetap tinggal meskipun ada perintah dari Israel untuk mengungsi.

PBB tidak dapat mengirimkan bantuan pangan ke wilayah utara sejak 23 Januari. Pihak berwenang Israel menolak akses terhadap konvoi bantuan PBB, yang ditembaki oleh pasukan mereka.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads