Kekejian Israel terhadap warga di Gaza, Palestina, terus berlanjut. Terbaru, militer Israel menyerang kerumunan warga Gaza yang sedang berebut bantuan kemanusiaan hingga menyebabkan ratusan orang tewas.
Dilansir AFP, Jumat (1/3/2024), peristiwa mengerikan itu terjadi saat warga sedang berebut bantuan yang dibawa truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan pada Kamis (29/2). Awalnya, Direktur Unit Gawat Darurat RS Al-Shifa Gaza, Amjad Aliwa, menyebut ada 50 orang yang tewas dan 120 orang terluka.
Seorang saksi mata mengatakan insiden itu terjadi di bundaran Nabulsi di bagian barat Kota Gaza. Saat itu, menurut saksi, ada ribuan orang yang bergegas menuju truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Truk yang penuh dengan barang bantuan datang terlalu dekat dengan beberapa tank tentara yang berada di daerah tersebut dan ribuan orang menyerbu truk tersebut," kata seorang saksi mata yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
"Tentara menembaki massa saat orang-orang berada terlalu dekat dengan tank-tank," imbuhnya.
Jumlah korban tewas dalam peristiwa itu terus bertambah. Dilansir Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 112 orang tewas akibat serangan oleh pasukan Israel terhadap warga Gaza yang menunggu bantuan kemanusiaan tersebut. Selain itu, ada 760 orang yang terluka akibat serangan keji itu.
Dalih Israel
Israel kemudian berdalih pasukannya hanya melepas tembakan peringatan. Israel berdalih tembakan itu dilepas untuk membubarkan massa yang mengerumuni truk pengangkut bantuan.
Dilansir The Times of Israel, Tel Aviv mengklaim penyelidikan awal pihaknya menunjukkan sebagian besar korban tewas terinjak-injak kerumunan massa. Israel juga mengklaim korban tewas akibat terlindas kendaraan-kendaraan pengangkut bantuan.
Militer Israel juga mengklaim ada sekelompok pria bersenjata ada di lokasi dan melepaskan tembakan ketika menjarah bantuan itu.
Militer Israel mengklaim pasukannya tidak menembaki massa yang mengerumuni truk pengangkut bantuan di Jalur Gaza. Namun, Israel mengakui pasukannya melepaskan tembakan ke beberapa warga Gaza yang dianggap membahayakan tentara mereka karena bergerak mendekati tentaranya dan sebuah tank di pos pemeriksaan militer di area itu, setelah massa menyerbu truk terakhir dalam konvoi bantuan kemanusiaan.
Militer Israel juga merilis sebuah video yang direkam dari udara menggunakan drone yang menunjukkan ribuan orang berkerumun di sekitar truk pengangkut bantuan yang tiba di area Jalur Gaza bagian utara. Dalam beberapa momen, kendaraan-kendaraan pengangkut bantuan itu terus melaju melewati kerumunan. Truk-truk pengangkut bantuan itu, klaim militer Israel, dikemudikan oleh 'sejumlah kontraktor swasta'.
Simak Video 'Israel Bantah Bunuh Ratusan Warga Gaza yang Menyerbu Bantuan':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Ini faktanya: Pukul 04.40 pagi waktu setempat, truk bantuan pertama dalam konvoi kemanusiaan mulai melewati koridor kemanusiaan yang kami amankan. Tank-tank kami berada di sana untuk mengamankan koridor kemanusiaan bagi konvoi bantuan. UAV (drone) kami ada di udara untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pasukan kami dari udara," jelasnya.
"Pukul 04.45 waktu setempat, gerombolan massa menyergap truk-truk bantuan, sehingga konvoi terhenti. Dalam video ini, tank-tank yang ada di sana untuk mengamankan konvoi melihat warga Gaza terinjak-injak dan dengan hati-hati mencoba membubarkan massa dengan beberapa tembakan peringatan," sebut Hagari.
Korban Tewas Invasi Israel di Gaza Lebih dari 30 Ribu Orang
Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas di Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober 2023. Saat itu, Israel menyatakan perang usai Hamas melakukan serangan di wilayah mereka dan menewaskan 1.200 orang serta membuat ratusan orang lain menjadi sandera.
Serangan Israel di Gaza semakin mengerikan. Jutaan warga Gaza pun harus mengungsi gara-gara perang.
Dilansir AFP, hingga Kamis (29/2), jumlah korban jiwa di Gaza telah melebihi 30.000 orang. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah seiring proses pencarian korban yang tertimbun reruntuhan.
"Jumlah korban tewas melebihi 30.000 orang," kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan.
Selain serangan oleh militer, warga Gaza juga terancam kelaparan akut akibat perang. Fasilitas publik, termasuk rumah sakit di Gaza juga tak beroperasi optimal karena rusak atau bahkan hancur akibat serangan Israel. Mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mengupayakan jeda pertempuran di Gaza selama enam minggu.
Para perunding berharap gencatan senjata dapat dimulai pada awal bulan suci Ramadan yang akan dimulai pada 10 atau 11 Maret mendatang. Proposal gencatan senjata tersebut dilaporkan mencakup pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Simak Video 'Israel Bantah Bunuh Ratusan Warga Gaza yang Menyerbu Bantuan':