Perang Gaza Terus Berkecamuk, Korban Jiwa Melebihi 30.000 Orang

Perang Gaza Terus Berkecamuk, Korban Jiwa Melebihi 30.000 Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 29 Feb 2024 13:24 WIB
Palestinians gather at the site of an Israeli strike on a mosque, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip February 22, 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Kerusakan di Gaza akibat serangan Israel (Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)
Jakarta -

Perang di Jalur Gaza masih terus berkecamuk. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Kamis (29/2), bahwa jumlah korban jiwa di wilayah Palestina itu selama perang antara Hamas dan Israel telah melampaui 30.000 orang.

"Jumlah korban tewas melebihi 30.000 orang," kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (29/2/2024). Kementerian menambahkan bahwa jumlah korban tersebut mencakup sedikitnya 79 kematian yang dilaporkan dalam semalam.

Meskipun para mediator mengatakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan segera terjadi dalam hitungan hari, lembaga-lembaga bantuan telah memperingatkan bahaya kelaparan yang akan terjadi di Gaza utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-anak meninggal "karena kekurangan gizi, dehidrasi dan kelaparan yang meluas" di rumah sakit Al-Shifa, Kota Gaza, kata Kementerian Kesehatan Gaza, yang juru bicaranya Ashraf al-Qudra menyerukan "tindakan segera" dari organisasi internasional untuk mencegah lebih banyak kematian serupa.

Menyinggung kondisi yang memburuk di Gaza, kepala USAID Samantha Power mengatakan Israel perlu membuka lebih banyak perlintasan sehingga "bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat meningkat secara signifikan".

ADVERTISEMENT

"Ini adalah masalah hidup dan mati," kata Power dalam sebuah video yang diposting di platform media sosial X.

Mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mengupayakan jeda pertempuran di Gaza selama enam minggu. Para perunding berharap gencatan senjata dapat dimulai pada awal bulan suci Ramadan yang akan dimulai pada 10 atau 11 Maret mendatang.

Proposal gencatan senjata tersebut dilaporkan mencakup pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Jika tidak ada penarikan penuh yang diminta oleh Hamas, sebuah sumber dari kelompok tersebut mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mungkin akan membuat pasukan Israel meninggalkan "kota-kota dan daerah-daerah berpenduduk". Dengan begitu akan memungkinkan kembalinya beberapa warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan bantuan kemanusiaan pun bisa masuk.

- Kelaparan 'akan segera terjadi' -

Kota Rafah di Gaza selatan adalah pintu masuk utama bantuan yang melintasi perbatasan dari negara tetangga Mesir.

Namun, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan tidak ada kelompok kemanusiaan yang dapat mengirimkan bantuan ke wilayah utara selama lebih dari sebulan, dan menuduh Israel memblokir akses.

Negara tetangganya, Yordania, telah mengoordinasikan upaya untuk mengirimkan pasokan melalui udara ke Gaza selatan.

"Jika tidak ada perubahan, kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara," kata wakil direktur eksekutif Program Pangan Dunia Carl Skau.

Para pejabat Israel membantah memblokir pasokan bantuan. Militer Israel pada hari Rabu (28/2) mengatakan "50 truk yang membawa bantuan kemanusiaan" telah sampai ke Gaza utara dalam beberapa hari terakhir.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads