Arab Saudi Eksekusi Mati 7 Napi yang Dituduh Danai Organisasi Teroris

Arab Saudi Eksekusi Mati 7 Napi yang Dituduh Danai Organisasi Teroris

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 28 Feb 2024 12:10 WIB
A Saudi Arabian flag flies on Saudi Arabias consulate in Istanbul on October 4, 2018. - Jamal Khashoggi, a veteran Saudi journalist who has been critical towards the Saudi government has gone missing after visiting the kingdoms consulate in Istanbul on October 2, 2018, the Washington Post reported. (Photo by OZAN KOSE / AFP)
Ilustrasi (dok. AFP/OZAN KOSE)
Riyadh -

Otoritas Arab Saudi mengeksekusi mati tujuh narapidana terkait kasus "terorisme" pada Selasa (27/2) waktu setempat. Ini menjadi angka tertinggi untuk eksekusi mati dalam satu hari sejak 81 orang dieksekusi mati dalam sehari pada Maret 2022 lalu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (28/2/2024), laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) yang mengutip Kementerian Dalam Negeri Saudi menyebut tujuh narapidana yang dieksekusi mati itu divonis mati atas dakwaan "menciptakan dan mendanai organisasi dan entitas teroris".

Saudi yang merupakan salah satu negara yang menerapkan hukuman mati paling produktif di dunia, menurut penghitungan resmi AFP, sejauh ini telah mengeksekusi sedikitnya 29 orang sepanjang tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang tahun 2023 lalu, juga menurut AFP, Riyadh mengeksekusi mati total 170 orang.

Kerajaan Saudi yang dikenal dengan eksekusi pemenggalan, menuai gelombang kecaman dari seluruh dunia dengan melakukan 81 eksekusi mati dalam waktu satu hari sekitar dua tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Untuk eksekusi mati terbaru pada Selasa (27/2) waktu setempat, asal kewarganegaraan ketujuh narapidana tidak diungkapkan ke publik. Namun, nama dan gelar mereka mengindikasikan ketujuhnya merupakan warga negara Saudi.

Menurut laporan SPA, para narapidana yang dieksekusi mati itu dihukum karena "mengadopsi pendekatan teroris yang menyerukan pertumpahan darah, mendirikan dan mendanai organisasi dan entitas teroris, serta berkomunikasi dan berurusan dengan mereka dengan tujuan mengganggu keamanan dan stabilitas masyarakat" dan membahayakan keamanan nasional.

Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut soal tuduhan terhadap ketujuh narapidana tersebut.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Wakil Presiden Organisasi Saudi Eropa untuk HAM, Adel al-Saeed, mengecam apa yang disebutnya sebagai "tuduhan yang tidak jelas dan longgar" di balik eksekusi mati tersebut.

Pernyataan otoritas Saudi, sebut Al-Saeed kepada AFP, tidak menyebutkan nama "organisasi teroris" yang dituduh menjadi anggotanya, juga tidak menyebut soal "kejahatan apa sebenarnya yang dilakukan mereka", atau soal "peran korban dalam kejahatan ini".

Amnesty International, dalam pernyataannya, melaporkan bahwa Saudi mengeksekusi mati lebih banyak orang dibandingkan negara-negara lain selain China dan Iran sepanjang tahun 2022. Mereka yang dieksekusi mati termasuk 33 orang yang dituduh melakukan kejahatan terkait terorisme dan dua tentara yang dihukum atas tuduhan pengkhianatan.

Sementara pada tahun 2023, tercatat ada 38 eksekusi mati pada bulan Desember -- bulan paling mematikan pada tahun tersebut.

Otoritas Saudi menganggap eksekusi mati diperlukan untuk "menjaga ketertiban umum" dan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum syariat.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads