Maskapai ini tidak memiliki devisa untuk membayar perombakan wajib terhadap mesin-mesin pesawat.
Menteri Penerbangan Sri Lanka, Nimal Siripala del Silva, menuturkan kepada wartawan setempat bahwa hewan pengerat itu mungkin menakut-nakuti "sedikit investor" yang tertarik untuk mengambil-alih maskapai penerbangan yang terlilit utang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintahan Sri Lanka selama beberapa tahun terakhir berupaya menjualnya, namun tidak berhasil. Pemerintahan sebelumnya menawarkan maskapai ini dengan harga satu dolar Amerika, tapi tidak ada peminatnya.
Dana Moneter Internasional (IMF), yang memberikan dana talangan (bailout) kepada Sri Lanka tahun lalu sebesar US$ 2,9 miliar selama empat tahun, telah menekankan bahwa badan usaha milik negara itu menjadi beban berat bagi anggaran nasional.
(nvc/ita)