Serangan udara Israel menghantam wilayah Lebanon bagian selatan dan menewaskan sedikitnya dua orang. Kelompok Hizbullah yang bermarkas Lebanon lantas menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel untuk membalas serangan tersebut.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (22/2/2024), kedua korban tewas dalam serangan Israel pada Rabu (21/2) waktu setempat itu terdiri atas seorang wanita dan seorang perempuan muda.
Hizbullah, yang didukung Iran, dan Israel hampir setiap hari terlibat serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan wanita yang tewas akibat serangan "musuh" di desa Majdal Zun itu bernama Khadija Salman. Anak perempuan Salman mengalami luka serius akibat serangan tersebut.
Seorang sumber rumah sakit setempat mengonfirmasi seorang wanita tewas akibat serangan itu, dan anak perempuannya dalam kondisi serius. Sumber itu menambahkan bahwa seorang perempuan muda juga tewas dalam serangan yang sama.
Petugas penyelamat melaporkan bahwa beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Pada Rabu (21/2) malam, Hizbullah mengumumkan pasukannya telah menembakkan sejumlah roket ke area kibbutz Matzuva di Israel, dekat perbatasan Lebanon.
"Sebagai respons atas serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah warga sipil (termasuk Majdal Zun)," sebut Hizbullah dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kelompok Hizbullah juga mengklaim bertanggung jawab atas 11 operasi lainnya terhadap posisi militer Israel di perbatasan.
Serangan lintas perbatasan yang marak sejak Oktober tahun lalu, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 271 orang di wilayah Lebanon, yang sebagian besar merupakan petempur Hizbullah. Sekitar 42 korban tewas di antaranya merupakan warga sipil.
Di wilayah Israel, menurut data militer Tel Aviv, sedikitnya 10 tentara dan enam warga sipil tewas.
Pekan lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah bahwa Israel akan membayar "dengan darah" setelah 10 warga sipil, termasuk tujuh orang satu keluarga, tewas dalam serangan militer Tel Aviv. Lima petempur Hizbullah juga tewas dalam serangan yang sama.