Netanyahu Tak Sudi 'Bayar Harga' untuk Bebaskan Sandera di Gaza

Netanyahu Tak Sudi 'Bayar Harga' untuk Bebaskan Sandera di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 21 Feb 2024 10:56 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu convenes the weekly cabinet meeting at the Defence Ministry in Tel Aviv, Israel, January 7, 2024. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Purchase Licensing Rights
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Purchase Licensing Rights)
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya tidak akan "membayar harga apa pun" untuk pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, saat negosiasi sedang berlangsung untuk menjamin pembebasan mereka.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (21/2/2024), penegasan serupa terlebih dulu disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Bezalel Smotrich saat berbicara kepada radio lokal Israel, Kan Radio, pada Selasa (20/2) waktu setempat.

Saat ditanya soal 134 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, Smotrich menyebut bahwa pemulangan mereka "sangat penting" namun dia juga menyatakan bahwa tidak segala cara bisa dilakukan untuk membebaskan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Smotrich mencetuskan bahwa cara untuk membebaskan para sandera adalah dengan meningkatkan tekanan militer terhadap Jalur Gaza dan mengalahkan Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.

Pernyataan Smotrich itu menuai kecaman dari pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid dan Menteri Benny Gantz, serta memicu kemarahan keluarga para sandera yang berusaha meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan.

ADVERTISEMENT

Namun tak lama setelah pernyataan Smotrich, kantor Netanyahu merilis pernyataan yang isinya menegaskan hal serupa.

"Ada banyak tekanan terhadap Israel dari dalam negeri dan luar negeri untuk menghentikan perang sebelum kita mencapai semua tujuan kita, termasuk kesepakatan untuk membebaskan para sandera dengan cara apa pun," ucap Netanyahu dalam pernyataan tersebut.

"Kami tidak bersedia membayar harga apa pun, tentu saja bukan harga khayalan yang diminta Hamas dari kami, yang berarti kekalahan bagi negara Israel," tegasnya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Pernyataan itu muncul ketika Amerika Serikat (AS) berencana mengirim utusannya untuk Timur Tengah ke kawasan tersebut, untuk melanjutkan pembicaraan antara Washington, Mesir, Qatar dan Israel sendiri soal upaya menengahi gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza saat Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Militer Tel Aviv terus menggempur Jalur Gaza via udara, darat dan laut sejak saat itu, dengan tujuan menghancurkan Hamas.

Menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 29.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

Sejak perang berkecamuk, pembebasan sandera paling signifikan terjadi saat jeda pertempuran yang disepakati oleh Israel dan Hamas berlangsung selama sepekan pada November tahun lalu. Hamas membebaskan sekitar 110 sandera Israel dan sandera warga negara asing, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads