China menyatakan "kekecewaan besar" atas langkah Amerika Serikat (AS) memveto resolusi terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (21/2/2024), Washington untuk ketiga kalinya memveto resolusi Dewan Keamanan PBB dan menghalangi terwujudnya gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza.
Resolusi terbaru yang diajukan oleh Aljazair sejak tiga pekan lalu itu mendapat dukungan 13 negara anggota Dewan Keamanan PBB, dengan Inggris menyatakan abstain. Namun AS sebagai salah satu negara anggota tetap, menggunakan hak veto untuk menggagalkan diadopsinya resolusi itu oleh Dewan Keamanan PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB memerlukan sedikitnya sembilan suara dukungan dan tanpa adanya veto -- dari AS, Prancis, Inggris, Rusia atau China -- untuk bisa diadopsi.
Selain menggunakan hak vetonya, Washington juga mendorong 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata sementara yang didasarkan pada "formula pembebasan semua sandera" yang masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
China, yang juga negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, secara terang-terangan menyatakan kekecewaan terhadap AS. Tanggapan Beijing itu disampaikan oleh perwakilan permanen China untuk PBB, Zhang Jun, dalam pernyataannya yang dikutip kantor berita Xinhua.
"China menyampaikan kekecewaan dan ketidakpuasan yang besar terhadap veto AS," ucap Zhang dalam pernyataannya mewakili pemerintah Beijing.
"Veto AS mengirimkan pesan yang salah, mendorong situasi di Gaza menjadi lebih berbahaya," sebutnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.