Pemimpin negara-negara Barat menuntut Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertanggung jawab atas kematian tokoh oposisi Alexei Navalny di penjara. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa mengakui negara Palestina "bukanlah hal yang tabu bagi Prancis".
Kematian Navalny menuai reaksi keras dari para pemimpin negara-negara Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menuntut Putin untuk bertanggung jawab. Biden mengatakan bahwa "apa yang terjadi pada Navalny adalah bukti lain dari kebrutalan Putin".
Sementara itu, Macron mengatakan bahwa "pengakuan negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis" setelah PM Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah rencana pengakuan internasional atas negara Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (17/2/2024):
- PM Kanada: Kematian Alexei Navalny Tunjukkan Putin Itu 'Monster'
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyebut kematian pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, di dalam penjara sebagai "tragedi". Trudeau juga menilai kematian Navalny telah mengungkap bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "monster".
"Ini adalah sebuah tragedi," sebut Trudeau saat berbicara kepada televisi publik CBC untuk mengomentari kematian Navalny, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024).
"Ini benar-benar menunjukkan sejauh mana Putin... akan menindak siapa pun yang memperjuangkan kebebasan rakyat Rusia. Dan ini adalah sesuatu yang membuat seluruh dunia diingatkan betapa Putin adalah monster," ucapnya.
- Pemimpin Barat Tuntut Putin Tanggung Jawab Atas Kematian Alexei Navalny
Otoritas Rusia mengumumkan pengkritik paling terkemuka terhadap Kremlin, Alexei Navalny, meninggal dunia di dalam penjara Arktik tempatnya ditahan. Kematian Navalny ini menuai reaksi keras dari para pemimpin negara-negara Barat, yang kompak menuntut Presiden Vladimir Putin untuk bertanggung jawab.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (17/2/2024), Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets mengatakan dalam pernyataannya bahwa Navalny (47) merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan di area kompleks penjara IK-3 di Kharp, yang berjarak 1.900 kilometer sebelah timur laut Moskow.
Disebutkan bahwa Navalny kehilangan kesadaran dan meninggal dunia tak lama kemudian. Ditambahkan juga oleh otoritas lembaga pemasyarakatan itu bahwa upaya resusitasi telah dilakukan terhadap Navalny, namun berujung kegagalan.
- Macron: Mengakui Negara Palestina Bukan Hal Tabu bagi Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa mengakui negara Palestina "bukanlah hal yang tabu bagi Prancis". Macron juga mengulangi kembali peringatannya terhadap Israel agar tidak melancarkan serangan darat ke Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024), pernyataan Macron terkait pengakuan negara Palestina itu menjadi komentar pertama semacam itu yang disampaikan sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
"Pengakuan negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," ucap Macron saat berbicara dalam konferensi pers bersama Raja Yordania Abdullah II usai pertemuan di Paris, Jumat (16/2) waktu setempat.
- Trump Didenda Rp 5,5 T-Dilarang Bisnis di New York dalam Kasus Penipuan
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperintahkan oleh hakim pengadilan New York untuk membayar denda US$ 355 juta (Rp 5,5 triliun) terkait tuduhan penipuan. Trump juga dilarang menjalankan perusahaan di negara bagian New York selama tiga tahun ke depan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024), putusan pengadilan New York yang dijatuhkan dalam persidangan kasus perdata pada Jumat (16/2) waktu setempat itu menjadi pukulan besar bagi kerajaan bisnis dan kondisi keuangan Trump.
Trump, yang hampir pasti menjadi capres Partai Republik dalam pilpres November mendatang, dinyatakan bertanggung jawab atas penggelembungan kekayaan secara tidak sah dan memanipulasi nilai properti untuk mendapatkan pinjaman bank atau persyaratan asuransi yang menguntungkan.
- AS Tambah Pasokan Senjata Israel Meski Biden Dorong Gencatan Senjata Gaza
Amerika Serikat (AS) dilaporkan bersiap-siap mengirimkan pasokan bom dan persenjataan lainnya ke Israel yang sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza. Rencana pasokan senjata tambahan ini terungkap setelah Presiden Joe Biden mendorong gencatan senjata sementara di Jalur Gaza.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/2/2024), informasi itu dilaporkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), dalam laporan terbarunya pada Jumat (16/2) waktu setempat, yang mengutip sejumlah pejabat dan mantan pejabat Washington yang enggan disebut namanya.
Disebutkan WSJ dalam laporannya bahwa pengiriman senjata yang diusulkan itu mencakup bom MK-82 dan Amunisi Serangan Langsung Gabungan KMU-572 yang menambah panduan presisi untuk bom-bom militer Israel. Terdapat juga bomb fuse jenis FMU-139 dalam pasokan yang dikirim AS ke Israel.