Iran Klaim Antartika Miliknya, Akan Bangun Pangkalan di Kutub Selatan

Iran Klaim Antartika Miliknya, Akan Bangun Pangkalan di Kutub Selatan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 16 Feb 2024 10:27 WIB
Bendera Iran
Ilustrasi (dok. REUTERS/Morteza Nikoubazl)
Washington DC -

Iran mengumumkan dalam siaran televisi pemerintah bahwa rezimnya memiliki benua Antartika dan akan membangun operasi militer di Kutub Selatan. Klaim Teheran ini dinilai menjadi tantangan langsung terhadap pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Seperti dilansir New York Post, Jumat (16/2/2024), pengumuman itu disampaikan Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Shahram Irania, pada akhir September tahun lalu. Namun media-media AS baru memberitakannya pekan ini, dengan mengutip terjemahan Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) yang berbasis di Washington DC.

"Kami memiliki hak properti di Kutub Selatan. Kami memiliki rencana untuk mengibarkan bendera kami di sana dan melaksanakan pekerjaan militer dan ilmiah," ucap Irani dalam pengumumannya pada saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gertakan yang disampaikan Angkatan Laut Iran ini menarik perhatian baru sebagai respons terhadap milisi pro-Iran yang menewaskan tiga tentara AS di pangkalan Yordania bulan lalu.

Belum ada tanggapan resmi otoritas AS atas klaim Iran atas Antartika tersebut.

ADVERTISEMENT

Namun media terkemuka AS, Fox News Digital, bertanya kepada juru bicara Departemen Luar Negeri AS soal apakah pencairan dana Iran baru-baru ini sebesar US$ 6 miliar yang disimpan di Qatar bisa dipakai oleh Teheran untuk membangun pangkalan di Antartika. Washington menegaskan hal itu tidak akan bisa dilakukan.

"Tidak. Dana Iran yang disimpan di Qatar tidak boleh digunakan untuk kegiatan apa pun di Antartika," tegas seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebut namanya.

"Dana itu hanya bisa digunakan untuk membeli barang-barang kemanusiaan, yaitu makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan produk-produk pertanian," sebut juru bicara tersebut.

Simak Video 'Iran Bantah Terlibat Serangan yang Menewaskan 3 Tentara AS di Yordania':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Meskipun rezim Iran semakin agresif di Timur Tengah dan di seluruh dunia, menurut para pengamat veteran Iran, pemerintahan Biden mencairkan dana US$ 6 miliar sebagai keringanan sanksi untuk Teheran.

Pencairan dana itu diputuskan sebelum kelompok Hamas, yang didukung Iran, melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel, sekutu AS, pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan itu, dengan lebih dari 30 orang di antaranya merupakan warga negara AS.

Sebagai balasannya, Israel menggempur Jalur Gaza tanpa henti hingga memicu kehancuran dan banyak kematian. Laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 28.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama empat bulan terakhir.

Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dijatuhi sanksi oleh mantan Presiden Donald Trump atas peran otoritas Teheran dalam dua pembantaian para pembangkang dan demonstran Iran, menentang pembatasan yang diberlakukan pemerintahan Biden untuk penggunaan dana US$ 6 miliar yang dicairkan tersebut.

Raisi bahkan mencemooh Biden, dengan menyatakan bahwa rezimnya akan menggunakan dana itu "di mana saja kami membutuhkannya".

"Rencana Iran di masa depan untuk berusaha memperluas kehadiran dan pengaruh militernya ke Antartika tidak hanya akan melanggar konvensi multilateral mengenai masalah ini, namun juga melanjutkan tren agresi rezim di seluruh dunia," sebut seorang analis militer dan intelijen dari Jerusalem Post, Yonah Jeremy Bob.

Simak juga Video 'Iran Bantah Terlibat Serangan yang Menewaskan 3 Tentara AS di Yordania':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads