Korea Utara (Korut) kembali menembakkan sejumlah rudal jelajah dari lepas pantai timur wilayahnya pada Rabu (14/2) pagi waktu setempat. Aktivitas peluncuran terbaru Pyongyang itu dipantau secara saksama oleh Korea Selatan (Korsel), negara tetangganya, dan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir AFP, Rabu (14/2/2024), Kepala Staf Gabungan militer Korsel atau JCS mendeteksi peluncuran sejumlah rudal jelajah dari wilayah Korut, namun tidak disebut secara pasti jumlah rudal yang diluncurkan.
"Militer kami mendeteksi beberapa rudal jelajah tak dikenal di perairan timur laut Wonsan sekitar pukul 09.00 hari ini dan otoritas intelijen Korea Selatan-AS sedang melakukan analisis secara detail," sebut JCS dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan JCS bahwa pihaknya "memperkuat pengawasan dan kewaspadaan, dan mengawasi dengan saksama setiap pertanda dan aktivitas tambahan dari Korea Utara".
Peluncuran rudal pada Rabu (14/2) pagi waktu setempat ini menjadi aktivitas peluncuran terbaru Korut dari rentetan uji coba senjata yang dilakukan negara terisolasi tersebut sepanjang tahun ini.
Awal pekan ini, Pyongyang mengumumkan pihaknya telah menguji coba sistem kendali terbaru untuk peluncur roket multipel yang diklaim akan memiliki peran yang "meningkat" di medan perang.
Sebelumnya, pemimpin Korut Kim Jong Un menetapkan Korsel sebagai "musuh utama" negaranya, membubarkan lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan interaksi kedua Korea, serta mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial "bahkan sebesar 0,001 mm" saja.
Simak Video 'Pernyataan Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama dan Ancam Perang!':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Korut juga meningkatkan uji coba senjata, termasuk uji coba "sistem senjata nuklir bawah air" dan uji tembak rudal balistik hipersonik berbahan bakar solid. Negara itu juga meluncurkan rentetan rudal jelajah, yang memicu spekulasi dari para pakar bahwa mereka sedang menguji senjata itu sebelum mengirimkannnya ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Pyongyang dan Moskow telah memperkuat hubungan dalam beberapa bulan terakhir, dengan Kim Jong Un melakukan kunjungan langka ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin pada September tahun lalu.
Korsel dan AS, sekutunya, menuduh Korut memasok senjata ke Rusia sebagai imbalan atas dukungan teknis Moskow untuk program satelit Kim Jong Un yang baru lahir, yang jelas-jelas melanggar serangkaian sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap kedua negara itu.
Berbeda dengan uji coba rudal balistik, pengujian rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan sanksi PBB terhadap Korut saat ini.
Rudal jelajah biasanya bertenaga jet dan mampu mengudara pada ketinggian lebih rendah, dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit dideteksi dan ditembak jatuh.
Simak Video 'Pernyataan Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama dan Ancam Perang!':