China Serukan Israel Setop Operasi Militer di Rafah Secepat Mungkin!

China Serukan Israel Setop Operasi Militer di Rafah Secepat Mungkin!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 13 Feb 2024 14:49 WIB
A picture taken from Rafah in the southern Gaza Strip shows smoke rising over buildings in Khan Yunis during Israeli bombardment on February 2, 2024, as fighting continues between Israel and the Palestinian Hamas group. (Photo by Said KHATIB / AFP)
Foto yang diambil dari Rafah ini menunjukkan kepulan asap menjulang di area Khan Younis, Gaza bagian selatan, saat dibombardir Israel pada awal Februari lalu (dok. AFP/SAID KHATIB)
Beijing -

Pemerintah China menyerukan Israel untuk "secepat mungkin" menghentikan operasi militernya di kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Otoritas Beijing memperingatkan terjadinya "bencana kemanusiaan yang serius" di kota tersebut jika pertempuran tidak dihentikan.

"China mengikuti perkembangan di wilayah Rafah, menentang dan mengutuk tindakan yang membahayakan warga sipil dan melanggar hukum internasional," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (13/2/2024).

Lebih lanjut, Beijing mendesak Israel untuk "menghentikan operasi militernya sesegera mungkin, (dan) melakukan segala upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil yang tidak bersalah, untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih serius di wilayah Rafah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tel Aviv menghadapi tekanan internasional yang semakin besar untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas ketika pasukan mereka bersiap melancarkan serangan darat ke Rafah, kota perbatasan di Jalur Gaza bagian selatan yang menjadi tempat berlindung bagi satu juta pengungsi Palestina yang terjebak perang.

Israel melancarkan operasi penyerbuan pada Senin (12/2) dini hari di Rafah untuk membebaskan dua sandera yang ditahan Hamas. Operasi yang diwarnai serangan udara itu dilaporkan telah menewaskan sekitar 100 orang.

ADVERTISEMENT

Operasi itu dilakukan Tel Aviv setelah pekan lalu menolak persyaratan gencatan senjata yang diusulkan oleh Hamas.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memuji operasi pembebasan sandera tersebut sebagai operasi yang "sempurna". Sementara Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut kematian puluhan warga Gaza dalam operasi militer Israel itu sebagai "pembantaian".

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Mark Ruffalo Desak Biden Segera Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

[Gambas:Video 20detik]



Misi penyelamatan sandera yang tergolong jarang itu dilakukan di bawah perlindungan serangan udara besar-besaran oleh militer Israel.

Operasi ini dilaksanakan beberapa jam usai Netanyahu berbicara via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menegaskan kembali sikapnya menentang serangan besar-besaran di Rafah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan darat ke Rafah tanpa rencana untuk melindungi warga sipil, yang mengakui mereka tidak punya tempat lainnya untuk pergi.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads