Militer Israel mengklaim telah menemukan terowongan Hamas di bawah markas besar badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Kota Gaza. Pihak UNRWA lalu membantah klaim Israel tersebut.
Buntut klaim penemuan terowongan Hamas di bawah markas UNRWA tersebut, Israel meminta agar Ketua UNRWA Philippe Lazzarini bertanggung jawab dan mengundurkan diri atas dugaan penggunaan sekolah-sekolah badan PBB tersebut oleh Hamas. Sementara Lazzarini menyebut UNRWA belum menggunakan kompleks tersebut sejak stafnya meninggalkan markas pada 12 Oktober karena mengikuti perintah evakuasi Israel dan ketika pemboman meningkat di daerah tersebut.
Berikut ini rangkuman detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AFP, Minggu (11/2/2024), UNRWA menegaskan pihaknya sudah tidak beroperasi di lokasi tersebut sejak 12 Oktober 2023 lalu atau lima hari setelah pejuang Hamas menyerang Israel selatan. Mereka pun menyerukan penyelidikan independen terkait klaim Israel tersebut.
UNRWA sudah berada di bawah pengawasan ketat setelah memecat sejumlah stafnya bulan lalu menyusul tuduhan Israel bahwa mereka ikut serta dalam serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober.
Sementara itu, tentara dan badan keamanan Shin Bet mengatakan operasi di Kota Gaza dalam beberapa pekan terakhir telah mengarah pada penemuan lubang terowongan di dekat sebuah sekolah yang dioperasikan oleh UNRWA.
"Poros tersebut mengarah ke terowongan teror bawah tanah yang berfungsi sebagai aset penting intelijen militer Hamas dan melewati bawah gedung yang berfungsi sebagai markas utama UNRWA di Jalur Gaza," kata pihak militer Israel dalam sebuah pernyataan.
"Infrastruktur kelistrikan di dalam terowongan, sepanjang 700 meter (765 yard) dan 18 meter di bawah tanah, terhubung ke kantor pusat badan tersebut," ucap mereka.
"Menunjukkan bahwa fasilitas UNRWA menyuplai terowongan dengan listrik," lanjut keterangan tersebut.
"Dokumen dan simpanan senjata di kompleks PBB sendiri juga mengkonfirmasi bahwa kantor tersebut sebenarnya juga pernah digunakan oleh teroris Hamas," ujar militer Israel.
Sementara itu, UNRWA membantah. Pihak UNRWA menegaskan stafnya telah meninggalkan lokasi itu setelahd iinstruksikan pasukan Israel saat pemboman meningkat di daerah tersebut.
"Kami belum menggunakan kompleks itu sejak kami meninggalkannya dan kami juga tidak mengetahui adanya aktivitas apa pun yang mungkin terjadi di sana," ujar UNRWA.
Pihak UNRWA membantah klaim Israel tersebut. Selengkapnya baca halaman selanjutnya.
Israel Desak Ketua UNRWA Mundur
Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan meminta Ketua UNRWA Philippe Lazzarini bertanggung jawab dan mengundurkan diri atas dugaan penggunaan sekolah-sekolah badan PBB tersebut oleh Hamas.
Dilansir Al Jazeera, Minggu (11/2/2024), seruan Erdan muncul usai Philippe Lazzarini menulis dalam Twitternya yang menyangkal pengetahuan badan tersebut tentang keberadaan terowongan Hamas di bawah lokasi UNRWA di Gaza, seperti yang diklaim oleh militer Israel sebelumnya.
Erdan mengatakan dalam sebuah tweet sebagai tanggapan terhadap komisaris jenderal UNRWA, "Bukannya Anda tidak tahu, Anda tidak ingin tahu."
"Kami mengungkap terowongan teror di bawah sekolah UNRWA dan memberikan bukti bahwa Hamas mengeksploitasi UNRWA," katanya Erdan.
"Kami mohon Anda melakukan pencarian menyeluruh terhadap seluruh fasilitas UNRWA di Gaza. Tapi kamu tidak hanya menolak, kamu juga memilih untuk membenamkan kepalamu di pasir," sambungnya.
Bantahan Ketua UNRWA
Hal itu disampaikan Erdan menanggapi cuitan Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini. Lazzarini mengatakan staf UNRWA telah meninggalkan komplek tersebut sejak perintah evakuasi pada 12 Oktober.
Lazzarini mengatakan pasukan Israel 'belum memberi tahu UNRWA secara resmi' tentang 'dugaan terowongan' di bawah markas besar staf badan PBB di Kota Gaza yang ditinggalkan pada awal Oktober tahun lalu.
Lazzarini menyebut UNRWA belum menggunakan kompleks tersebut sejak stafnya meninggalkan markas pada 12 Oktober karena mengikuti perintah evakuasi Israel dan ketika pemboman meningkat di daerah tersebut.
Lazzarini menambahkan UNRWA hanya mengetahui tuduhan tersebut dan kehadiran pasukan Israel di markas besarnya melalui laporan media. Dia meminta agar dilakukannya penyelidikan independen.
"Laporan media baru-baru ini memerlukan penyelidikan independen yang saat ini tidak mungkin dilakukan mengingat Gaza adalah zona perang aktif," ujar Lazzarini.