Bos NATO Minta Eropa Tingkatkan Produksi Senjata untuk Bantu Ukraina

Bos NATO Minta Eropa Tingkatkan Produksi Senjata untuk Bantu Ukraina

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 10 Feb 2024 12:55 WIB
NATO Secretary General Jens Stoltenberg gives a press conference on Russias military operation in Ukraine after talks with President of the European Council and European Commission President, at NATO headquarters in Brussels on February 24, 2022. - Russias President Vladimir Putin has launched a military operation in Ukraine on February 24, 2022 after weeks of intense diplomacy and the imposition of Western sanctions on Russia that failed to deter him. (Photo by JOHN THYS / AFP)
Sekjen NATO Jens Stoltenberg (Foto: AFP/JOHN THYS)
Jakarta -

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg meminta Eropa untuk meningkatkan produksi senjatanya untuk mendukung Ukraina.

Hal itu disampaikan bos NATO tersebut dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh media Jerman pada hari Sabtu, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (10/2/2024).

Menjelang pertemuan penting para menteri pertahanan NATO di Brussels, Belgia dan peringatan tahun kedua perang Rusia-Ukraina, Stoltenberg menegaskan bahwa "kita perlu menyusun kembali dan memperluas basis industri kita lebih cepat, untuk meningkatkan pengiriman ke Ukraina dan mengisi ulang stok kita sendiri."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini berarti beralih dari masa damai yang lambat ke produksi konflik dengan tempo tinggi," katanya kepada harian Jerman, Welt am Sonntag.

Komentar Stoltenberg ini disampaikan di tengah meningkatnya permintaan bantuan senjata, amunisi dan bantuan militer lainnya dari Ukraina saat negara itu terus memerangi pasukan Rusia.

ADVERTISEMENT

Para pemimpin Barat juga telah menyerukan bantuan yang lebih besar untuk Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Joe Biden mendesak anggota parlemen AS pada hari Jumat (9/2) waktu setempat untuk menyetujui paket bantuan militer untuk Ukraina, yang telah lama tertunda.

"Kegagalan Kongres Amerika Serikat dalam tidak mendukung Ukraina hampir merupakan pengabaian kriminal," kata Biden saat ia menerima Scholz di Ruang Oval Gedung Putih pada hari Jumat (9/2) waktu setempat.

Invasi Rusia ke Ukraina selama hampir dua tahun telah menunjukkan bahwa "perdamaian di Eropa tidak bisa dianggap remeh", kata Sekjen NATO, sambil menekankan pentingnya melindungi negara-negara yang tergabung dalam aliansi tersebut.

"Selama kita berinvestasi pada keamanan dan tetap bersatu, kita akan terus mencegah agresi apa pun," ujarnya.

"NATO tidak bermaksud berperang dengan Rusia, namun kita perlu mempersiapkan diri menghadapi potensi konfrontasi selama beberapa dekade," tambahnya.

"Kami memantau dengan cermat apa yang dilakukan Rusia dan kami telah meningkatkan kehadiran kami di bagian timur aliansi tersebut," kata Stoltenberg.

"Jika Putin menang di Ukraina, tidak ada jaminan bahwa agresi Rusia tidak akan menyebar lebih jauh. Jadi mendukung Ukraina sekarang dan berinvestasi pada kemampuan NATO adalah pertahanan terbaik kami," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads