Petaka Ledakan Bom Jelang Pemilu Pakistan hingga Makan Korban Jiwa

Petaka Ledakan Bom Jelang Pemilu Pakistan hingga Makan Korban Jiwa

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 08 Feb 2024 21:13 WIB
Pemilu Pakistan Resmi Dimulai, Nawaz Sharif Diprediksi Unggul
Pemilu Pakistan resmi dimulai Kamis (8/2) (Foto: DW News)
Jakarta -

Bom kembali meledak di Pakistan. Peristiwa terbaru, ledakan terjadi di hari pencoblosan Pemilu Pakistan.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/2/2024), ledakan terjadi di luar tempat pemungutan suara (TPS) di Pakistan barat daya. Akibat ledakan itu, 2 petugas keamanan tewas dan sembilan lainnya luka-luka.

"Ada ledakan di kota Lajja yang menyebabkan dua orang dari kami menjadi martir dan sembilan lainnya terluka," kata seorang pejabat pasukan paramiliter provinsi Pakistan Levies di Balochistan, kepada media melalui pesan teks, dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dijumlah dengan korban pada Rabu (7/2), maka ada 30 orang tewas akibat ledakan tersebut.

2 Ledakan Bom Sebelum Pemilu

Sehari menjelang pemilu, pada Rabu (7/2), telah terjadi peningkatan aksi kekerasan di Pakistan, termasuk serangan bom yang menewaskan 28 orang. Dilansir AFP, Kamis (8/2), Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan bom menjelang pemungutan suara.

ADVERTISEMENT

"Tujuan ledakan hari ini adalah untuk menyabotase pemilu," kata pejabat sementara Menteri Informasi Pakistan, Jan Achakzai, di provinsi Balochistan.

"Meskipun terjadi ledakan hari ini, pemilu akan tetap dilaksanakan besok. Masyarakat Balochistan akan keluar besok tanpa rasa takut," lanjutnya.

Ledakan pertama menewaskan 16 orang di dekat kantor kandidat independen di distrik Pishin, sekitar 50 kilometer (30 mil) dari kota Quetta dan 100 kilometer dari perbatasan Afghanistan. Ledakan kedua menewaskan 12 orang di dekat kantor pemilihan calon partai JUI-F di kota Killa Saifullah. Dilaporkan ada 34 orang terluka dalam kedua serangan itu.

Situasi Pemilu Pakistan

Dalam pemilu yang berlangsung hari ini, sebanyak 44 partai politik akan bersaing. Namun, dilansir DW, yang diproyeksikan unggul adalah partai Liga Muslim Pakistan, pimpinan mantan PM Nawaz Sharif, yang kembali ke Pakistan dari pengasingannya tahun lalu.

Sharif saat ini dianggap sebagai pesaing utama untuk kembali menjadi PM Pakistan. Para analis juga mengatakan bahwa kembalinya Sharif juga mendapat dukungan dari militer Pakistan yang berkuasa.

Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari, putra dari mantan PM Benazir Bhutto yang terbunuh, memiliki kesempatan besar dalam memainkan perannya sebagai "Kingmaker" atau penentu, jika tidak ada satu pun partai yang meraih cukup kursi untuk membentuk sebuah pemerintahan.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kandidat independen juga berhak memilih untuk bergabung dengan partai mana pun setelah pemilu.

Namun, mantan pemain kriket ternama Imran Khan justru dilarang mencalonkan diri. Bahkan saat ini, dia masih menjalani hukuman penjara atas tuduhan kasus korupsi dan pengungkapan rahasia negara.

Khan digulingkan dalam mosi tidak percaya pada bulan April 2022 lalu, setelah berselisih dengan militer Pakistan yang berkuasa.

Para kandidat dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan juga dilarang mencalonkan diri di bawah bendera partai, namun muncul di surat suara sebagai kandidat independen.

Halaman 2 dari 2
(jbr/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads