AS Bertekad Lanjutkan Serangan terhadap Milisi Pro-Iran di Timur Tengah

AS Bertekad Lanjutkan Serangan terhadap Milisi Pro-Iran di Timur Tengah

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Feb 2024 09:49 WIB
U.S. national security adviser Jake Sullivan speaks to reporters during a press briefing at the White House in Washington, U.S., July 11, 2022. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih AS Jake Sullivan (dok. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) menegaskan tekad untuk terus melanjutkan serangan terhadap kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran di kawasan Timur Tengah. Selama dua hari terakhir, Washington menggempur faksi-faksi yang bersekutu dengan Teheran di wilayah Irak, Suriah dan Yaman.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (5/2/2024), penegasan itu disampaikan oleh penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, dalam wawancara dengan program televisi NBC "Meet the Press" pada Minggu (4/1) waktu setempat.

AS dan Inggris menggempur 36 target Houthi, yang didukung Iran, di sebanyak 13 lokasi di Yaman pada Sabtu (3/2) tengah malam. Sehari sebelumnya, atau pada Jumat (2/2), Washington menyerang 85 target terkait Teheran di tujuh lokasi di wilayah Irak dan Suriah untuk membalas kematian tiga tentaranya di Yordania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bermaksud melancarkan serangan-serangan tambahan, dan tindakan tambahan, untuk terus mengirimkan pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat akan merespons ketika pasukan kami diserang, ketika rakyat kami dibunuh," tegas Sullivan dalam pernyataannya.

Rentetan serangan AS itu menjadi eskalasi terbaru dari konflik yang menyebar di kawasan Timur Tengah sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika kelompok Hamas -- yang juga didukung Iran -- melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel yang kemudian memicu perang di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

Kelompok-kelompok yang didukung Teheran menyatakan dukungan terhadap Palestina dan melibatkan diri mereka ke dalam konflik yang semakin luas. Salah satunya Hizbullah -- kelompok yang didukung Iran di Lebanon -- yang menyerang target-target Israel di perbatasan kedua negara.

Ada juga milisi-milisi pro-Iran yang melancarkan serangan roket terhadap posisi pasukan AS di Irak dan Suriah. Sementara Houthi diketahui terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di perairan Laut Merah, selain juga secara langsung meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Simak juga Video 'AS: Kami Tak Ingin Perang dengan Iran':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Iran sejauh ini menghindari peran langsung dalam konflik tersebut, meskipun mereka mendukung kelompok-kelompok yang mendalangi serangan. Pentagon juga menegaskan tidak ingin berperang dengan Iran dan meyakini Teheran juga tidak menginginkan perang.

Sullivan menghindari pertanyaan soal apakah AS akan menyerang target-target di dalam wilayah Iran -- hal yang sangat dihindari oleh Washington.

Dalam pernyataan kepada program televisi CBS "Face the Nation" pada hari yang sama, Sullivan menegaskan bahwa rentetan serangan AS terhadap target terkait Iran di Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) lalu adalah "awal, bukan akhir, dari respons kami".

"Akan ada langkah-langkah lebih lanjut -- ada yang terlihat, ada yang mungkin tidak terlihat," sebutnya.

"Saya tidak akan menggambarkannya sebagai operasi militer terbuka," imbuh Sullivan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Simak juga Video 'AS: Kami Tak Ingin Perang dengan Iran':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads