Lebih dari 100 pengungsi Rohingya melarikan diri dari pusat tahanan (rutan) Malaysia saat terjadi kerusuhan. Satu pengungsi di antaranya tewas setelah ditabrak kendaraan di jalanan raya ketika dia melarikan diri.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (2/2/2024), para pengungsi Rohingya, yang merupakan etnis minoritas Muslim di Myanmar, mengalami persekusi di kampung halaman mereka yang mayoritas penduduknya menganut Buddha. Kebanyakan dari mereka kabur ke Malaysia atau ke kamp pengungsi di Bangladesh.
Seringkali para pengungsi Rohingya menempuh perjalanan laut dengan perahu yang memakan waktu berbulan-bulan untuk bisa tiba di Malaysia, atau menyelinap ke negara tersebut melalui perbatasan dengan Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika tertangkap, para pengungsi Rohingya sering dikirim ke pusat tahanan, yang menurut kelompok HAM, biasanya penuh sesak dan kotor.
Direktur Jenderal (Dirjen) Departemen Imigrasi setempat, Ruslin Jusoh, dalam pernyataannya menyebut total 131 migran kabur dari pusat tahanan imigrasi Bidor di Perak pada Kamis (1/2) malam waktu setempat. Para migran itu kabur dari blok khusus laki-laki yang ada di pusat tahanan imigrasi tersebut.
Kepala kepolisian setempat, Mohamad Naim Asnawi, menuturkan bahwa para migran yang kabur terdiri atas 115 pengungsi Rohingya dan 16 migran lainnya yang berasal dari etnis lainnya di Myanmar. Disebutkan Naim bahwa para migran itu kabur setelah memicu kerusuhan di pusat tahanan itu.
Naim menegaskan bahwa para personel kepolisian dan petugas dari beberapa lembaga lainnya sedang memburu para migran yang kabur dari tahanan itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Disebutkan juga oleh Naim bahwa salah satu pengungsi yang kabur, yang tidak disebut identitasnya, tewas di jalan raya Utara-Selatan setelah ditabrak kendaraan yang melintas di tengah kegelapan.
Kepolisian Malaysia mengatakan bahwa penyebab kerusuhan dan aksi kabur masal dari rutan Bidor itu sedang diselidiki.
Lebih dari 100.000 warga Rohingya dilaporkan hidup terpinggirkan di wilayah Malaysia. Mereka bekerja secara ilegal di bidang konstruksi dan pekerjaan-pekerjaan bergaji rendah lainnya.
Kaburnya para pengungsi Rohingya dan migran lainnya dari tahanan itu menjadi insiden kedua di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Pada April 2022 lalu, sedikitnya 582 pengungsi Rohingya kabur dari tahanan imigrasi di Kedah, dengan orang di antaranya tewas ditabrak kendaraan di jalan raya setempat.