Hamas Inginkan Gencatan Senjata Menyeluruh di Gaza, Bukan Sementara

Hamas Inginkan Gencatan Senjata Menyeluruh di Gaza, Bukan Sementara

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 30 Jan 2024 12:30 WIB
Palestinians inspect the site of an Israeli strike on a mosque, amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip, January 24, 2024. REUTERS/Fadi Shana
kerusakan di Gaza akibat serangan Israel (Foto: REUTERS/Fadi Shana)
Jakarta -

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok militan Palestina tersebut menginginkan "gencatan senjata yang menyeluruh dan komprehensif" di Gaza. Hal ini disampaikan setelah pemerintah Qatar selaku mediator, mengatakan bahwa kerangka kerja untuk gencatan senjata sementara sedang diusulkan.

"Yang pertama-tama kami bicarakan adalah gencatan senjata yang menyeluruh dan komprehensif, dan bukan gencatan senjata sementara," kata pejabat Hamas tersebut, Taher al-Nunu kepada AFP, Selasa (30/1/2024), seraya menambahkan bahwa setelah pertempuran berhenti "detail selanjutnya dapat dibahas, termasuk pembebasan sandera".

Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Israel dan Hamas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada hari Senin (29/1), Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa pertemuan di Paris, Prancis dengan kepala CIA Bill Burns dan para pejabat tinggi keamanan Israel dan Mesir telah menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap.

Dia menegaskan bahwa kerangka kerja tersebut akan membuat para perempuan dan anak-anak sandera dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.

ADVERTISEMENT

"Para pihak berharap untuk menyampaikan usulan ini kepada Hamas dan membuat mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut", kata Sheikh Mohammed.

Belum jelas apakah Hamas telah menerima proposal tersebut dari Qatar.

Simak juga Video: Iran Bantah Terlibat Serangan yang Menewaskan 3 Tentara AS di Yordania

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Qatar telah memediasi jeda satu minggu pertempuran pada akhir November 2023 lalu, yang berujung pada pembebasan sejumlah sandera Israel dan asing, serta bantuan yang masuk ke wilayah Gaza.

Dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu, para militan juga menyandera 250 sandera. Dari jumlah itu, menurut Israel sekitar 132 orang saat ini masih berada di Gaza, termasuk sedikitnya 28 sandera yang tewas.

Sejauh ini, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, serangan militer Israel yang tiada henti telah menewaskan sedikitnya 26.637 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan remaja.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads